Jakarta – Rencana Presiden terpilih Donald Trump untuk deportasi massal imigran tidak berdokumen diperkirakan akan memberikan dampak besar pada perekonomian Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNBC pada Senin (11/11/2024) dampak yang ditimbulkan terutama terlihat di sektor-sektor yang bergantung pada tenaga kerja imigran seperti konstruksi, perumahan, dan pertanian.
Kebijakan ini juga termasuk penghentian program status perlindungan sementara yang memungkinkan pekerja dari negara tertentu bekerja di Amerika Serikat, dinilai para ahli akan memperburuk kekurangan tenaga kerja.
Presiden AtWork Group, yakni perusahaan perekrutan yang memasok tenaga kerja, di berbagai sektor, Jason Leverant mengatakan bahwa kebijakan ini dapat meninggalkan hingga satu juta lowongan kerja yang sulit diisi.
Jika kebijakan imigrasi yang diusulkan menjadi kenyataan, mungkin ada dampak yang signifikan, ujarnya, menekankan risiko peningkatan kekurangan tenaga kerja di banyak sektor.
Selain itu, kekhawatiran terbesar datang dari industri konstruksi. CEO Well Built Construction Consulting, Chad Prinkey mengungkapkan pentingnya pekerja imigran dalam menjaga kelancaran proyek-proyek besar.
“Kami membutuhkan para pekerja ini; yang kami semua inginkan adalah mereka memiliki dokumen, kami tidak ingin mereka pergi,” kata Prinkey.
Ia juga menambahkan jika pekerja imigran dideportasi, pembangunan perumahan dan infrastruktur dapat mengalami keterlambatan parah, meningkatkan biaya yang akhirnya membebani konsumen.
Menurut data American Immigration Council (AIC), sekitar satu dari delapan pekerja konstruksi di AS adalah imigran tidak memiliki dokumen resmi.