Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memberi sinyal akan merevisi aturan bea masuk impor susu 0 (nol) persen Ayng berlaku untuk produk susu asal Australia, Selandia Baru dan negara-negara di ASEAN. Menyusul, tidak terserapnya produksi susu peternak lokal akibat kebanjiran susu asal impor.
Ya setiap perjanjian kan kita harus negosiasi, termasuk yang sudah ada semua bisa aja dilakukan, ujar Mendag Budi kepada awak media di Kantor Tokopedia, Jakarta, Kamis (12/12).
Meski demikian, kebijakan untuk melakukan revisi bea masuk susu asal impor tersebut membutuhkan persetujuan dari kementerian/lembaga (K/L) terkait. Sehingga, revisi regulasi tersebut belum dapat dilakukan dalam waktu dekat.
Belum, karena kan itu kesepakatan kan kita tidak sendiri, tapi melibatkan K/L semuanya, bebernya.
Mendag Budi menjelaskan bahwa kebijakan bea masuk impor susu sapi nol persen bukan keputusan sepihak Kemendag. Ia kembali menekankan bahwa setiap kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan perekonomian negara dapat dievaluasi.
Kenapa ini 0 persen dan bukan kami yang memutuskan, jadi semua ikut terlibat. Semua-semua perjanjian yang dianggap tidak menguntungkan bisa aja dikaji ulang, tegasnya.
Sebelumnya, viral aksi peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang nekat membuang susu hasil panennya, Sabtu (9/11). Aksi tersebut dilakukan karena perusahaan membatasi pasokan susu sapi dari peternak lokal.
Menteri Koperasi, Budi Arie mengungkapkan hal itu dikarenakan negara pengekspor susu seperti Selandia Baru dan Australia memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia, yang menghapuskan bea masuk pada produk susu.
Sehingga membuat harga produk mereka setidaknya 5 persen lebih rendah dibandingkan dengan harga pengekspor produk susu global lainnya. Ia menilai kedekatan mereka dengan Indonesia juga membuat harga produk susu mereka sangat kompetitif.
Dia menyatakan kondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar, melainkan berupa susu bubuk. Di mana, saat ini harga susu segar di peternak sapi hanya Rp7.000 per liter, padahal harga keekonomian yang ideal adalah Rp9.000 per liter.
Hal ini membuat para peternak sapi di Indonesia mengalami kerugian di mana harga susu segar menjadi lebih murah. Padahal susu skin secara kualitas jauh di bawah susu sapi segar karena sudah melalui berbagai macam proses pemanasan, ultraproses dan sebagainya, tegasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com