Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Selasa pagi, dengan penurunan 22 poin atau 0,14 persen menjadi 16.292 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya rupiah di 16.270 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai bahwa Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan hari ini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan rupiah.
Menurutnya, BI kemungkinan besar tidak akan menurunkan suku bunga acuan, mengingat kondisi pasar yang masih tertekan oleh sentimen global.
“Melihat pergerakan rupiah belakangan ini dan ancaman perang dagang, Bank Indonesia mungkin akan mempertahankan suku bunganya. Hal ini tidak akan banyak mempengaruhi rupiah secara langsung,” ujar Ariston dikutip dari ANTARA, Rabu (15/1/2024).
Faktor Eksternal Tekan Rupiah
Tekanan terhadap rupiah juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap pelambatan ekonomi China dan ancaman perang dagang global. Sementara itu, indeks dolar AS melemah ke level 109,23 dari posisi sebelumnya di 109,63 pada Selasa pagi.
“Penurunan indeks dolar AS disebabkan oleh data inflasi produsen AS bulan Desember 2024 yang di bawah ekspektasi pasar, hanya naik 0,2 persen secara month to month (MoM) dibandingkan prediksi 0,4 persen,” jelas Ariston.
Pasar saat ini menanti rilis data inflasi konsumen AS yang dijadwalkan malam ini. Inflasi utama AS diproyeksikan naik 0,3 persen MoM dan meningkat dari 2,7 persen menjadi 2,8 persen secara year on year (YoY).