Jakarta – Nilai tukar rupiah ditutup lesu terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 21 November 2024. Hal itu dipengaruhi dari potensi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Rupiah ditutup melemah 60 poin terhadap dolar AS, setelah sempat melemah 85 poin di level 15.930,5 dari penutupan sebelumnya di level 15.871,5.
Sedangkan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.920-Rp16.000,” ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Rupiah menguat ketika harapan untuk penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) telah berkurang, meskipun tidak stabil, dalam beberapa minggu terakhir.
Alat FedWatch Tool milik CME kini menunjukkan, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin sebesar 52% pada pertemuan Fed bulan Desember, turun dari 82,5% seminggu yang lalu.
Ibrahim memaparkan, jajak pendapat Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed memangkas suku bunga pada pertemuan Desember, dengan penurunan yang lebih dangkal pada tahun 2025 daripada yang diharapkan sebulan yang lalu karena risiko inflasi yang lebih tinggi dari kebijakan Trump.
Komentar terbaru pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, juga menunjukkan bank sentral bersikap lambat dan terukur dalam jalur penurunan suku bunganya.
Adapun Gubernur The Fed Michelle Bowman dan Lisa Cook mengungkapkan arah kebijakan moneter AS, dengan yang satu mengutip kekhawatiran yang berkelanjutan tentang inflasi dan yang lain menyatakan keyakinan bahwa tekanan harga akan terus mereda.