Jakarta Rupiah (IDR) kembali menguat setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 21 Januari 2025. Rupiah ditutup menguat 24 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 35 point di level 16.343 dari penutupan sebelumnya di level 16.367.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 16.300-16.350,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Setelah dilantik, Donald Trump mengisyaratkan tengah mengevaluasi ulang tarif perdagangan AS, khususnya tarif 25% pada barang impor dari Kanada dan Meksiko. Presiden AS yang sudah memasuki periode kedua tersebut juga menandatangani perintah terkait kebijakan perdagangan America First, yang menginstruksikan lembaga federal untuk menyelidiki praktik perdagangan yang tidak adil oleh negara lain sambil juga meninjau perjanjian perdagangan saat ini.
“Perintah Trump memicu spekulasi bahwa ia masih akan mengenakan tarif perdagangan yang lebih tinggi terhadap negara-negara ekonomi utama, terutama Tiongkok. Hal ini terjadi bahkan ketika Trump mengadakan dialog positif dengan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping minggu lalu,” papar Ibrahim.
Dia menyoroti, peningkatan tarif perdagangan dapat mengganggu perdagangan global, dan juga dapat memicu tindakan balasan dari negara-negara ekonomi utama, yang memicu perang dagang global baru antara AS dan negara-negara ekonomi utama lainnya.
Sementara itu, Tiongkok diperkirakan akan menyiapkan banyak stimulus dalam menghadapi tarif impor AS, yang dapat meningkatkan pertumbuhan lokal. Adapun bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pekan ini.
Kenaikan suku bunga BOJ terutama karena para pembuat kebijakan menandai kemungkinan langkah tersebut dalam komentar baru-baru ini.
“Sementara suku bunga yang lebih tinggi menandakan tekanan yang lebih besar pada pasar Jepang, suku bunga tersebut juga mencerminkan meningkatnya kepercayaan BOJ terhadap ekonomi Jepang, yang dapat membuat sektor-sektor yang terekspos secara domestik tampak lebih menarik,” jelas Ibrahim.