Jakarta Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abdul Manap, menyoroti rendahnya literasi keuangan sebagai salah satu penyebab utama maraknya penipuan di sektor keuangan Indonesia.Â
Ia menilai karakter masyarakat yang cenderung ingin cepat kaya tanpa memahami risiko investasi ilegal menjadi celah bagi pelaku penipuan.
Banyak orang ingin cepat kaya tanpa memperhatikan apakah investasinya legal atau diawasi regulator. Inilah pentingnya meningkatkan kesadaran tentang literasi keuangan, ujar Abdul Manap kepada www.wmhg.org, Selasa (26/11/2024).
Kesadaran Investasi yang Aman Masih Rendah
Abdul Manap menjelaskan bahwa literasi keuangan yang baik adalah kunci untuk menghindari kerugian akibat investasi ilegal. Namun, sering kali modus penipuan berkembang lebih cepat dibandingkan kemampuan regulator untuk mengawasi dan menindak.
Penipuan biasanya muncul lebih cepat daripada kemampuan regulator untuk mengatur. Regulator sering baru bertindak setelah korban muncul, jelasnya.
Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Keuangan
Salah satu tantangan besar dalam meningkatkan literasi keuangan, menurut Abdul Manap, adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, terutama di sektor informal. Data menunjukkan bahwa hampir 55% tenaga kerja Indonesia hanya memiliki pendidikan setingkat SMP atau lebih rendah, sehingga pemahaman mereka terhadap investasi yang aman masih terbatas.
Pendidikan formal di kampus sudah cukup baik dalam memberikan pemahaman tentang sektor keuangan. Namun, sebagian besar tenaga kerja kita berada di sektor informal yang belum tersentuh edukasi keuangan yang efektif, tambahnya.