Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus membuka diri untuk kerja sama internasional salah satunya dengan China (Tiongkok). Kerja sama ini terutama untuk pengembangan hilirisasi dan perwujudan industri hijau di Indonesia.
Selain itu, Kemenperin juga mengusulkan kerja sama dengan Tiongkok pada industri photovoltaic, serta bersama-sama menyusun kembali tata kelola industri smelter yang sebagian dibangun oleh perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto menjelaskan, Indonesia mengharapkan kunjungan Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi RRT kali ini akan meningkatkan dan memperkuat hubungan yang sudah terjalin baik antara kedua negara.
Khususnya dalam memperkuat kerja sama sektor industri,” kata Eko saat bertemu dengan Vice Minister of Industry and Information Technology (Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi) RRT Wang Jiangping di kantor Kementerian Perindustrian, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).
Terkait hilirisasi industri, saat ini terdapat enam mineral yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, yaitu Molibdenum, Antimon, Kromium, Kobalt, Lithium, dan Logam Tanah Jarang.
Pemerintah juga telah menerapkan kebijakan sesuai dengan pengaturan pada UU No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dan peraturan turunan lainnya dalam rangka implementasi Roadmap Hilirisasi Mineral Logam.