Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak susunan direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero). Dalam perombakan ini, Erick Thohir mencopot Nicke Widyawati dari posisi Direktur Utama Pertamina dan digantikan oleh Simon Aloysius Mantiri.
Penggantian Dirut Pertamina ini dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-258/MBU/11/2024 serta SK-259/MBU/11/2024.
Nicke Widyawati, yang sebelumnya diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada tahun 2018, telah mencatatkan sejumlah prestasi penting dalam sektor energi nasional. Dengan latar belakang yang kuat di bidang teknik industri dan bisnis, Nicke berperan signifikan dalam proses korporatisasi Pertamina serta dalam pembentukan holding BUMN di sektor migas.
Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil memimpin berbagai proyek strategis, termasuk upaya untuk meningkatkan kapasitas kilang minyak domestik dan efisiensi dalam rantai pasokan energi nasional. Berikut adalah profil lengkap dari Nicke Widyawati, mantan Direktur Utama Pertamina.
Riwayat Pendidikan Nicke Widyawati
Dikutip dari Mereka.com, Nicke Widyawati dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 25 Desember 1967. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Tasikmalaya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan Teknik Industri, dan berhasil lulus pada tahun 1991.
Kecintaannya terhadap dunia bisnis mendorongnya untuk meraih gelar Master di bidang Hukum Bisnis dari Universitas Padjajaran, Bandung, yang ia selesaikan pada tahun 2009. Pendidikan yang dimilikinya menjadi pijakan yang kuat bagi karier Nicke dalam mengelola perusahaan-perusahaan strategis di sektor industri dan energi.
Nicke memulai karier profesionalnya saat masih menempuh pendidikan sarjana dengan bekerja di Bank Duta cabang Bandung. Seiring berjalannya waktu, ia mengumpulkan pengalaman di sejumlah perusahaan besar, termasuk PT Rekayasa Industri, di mana ia terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Pupuk Sriwijaya di berbagai lokasi di Indonesia dan Malaysia. Pengalaman yang beragam ini memperkuat kompetensinya dalam industri yang semakin kompleks dan dinamis.