Jakarta – Starbucks akan memangkas jumlah karyawan. Hal ini seiring langkah CEO Starbucks Brian Niccol yang fokus pada rencana Back to Starbucks.
Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (18/1/2025), dalam surat yang diunggah di situs Starbucks, Niccol menyampaikan untuk beroperasi lebih efisien akan mengambil keputusan dan pilihan yang sulit. Ia perkirakan upaya itu akan berujung pada pemangkasan pekerjaan dan pengurangan tim pada masa mendatang. Karyawan yang diberhentikan akan mengetahuinya pada awal Maret.
Saya tidak menganggap enteng keputusan ini, dan saya menghargai ini akan menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran mulai sekarang hingga nanti, tulis dia.
Saya ingin bersikap transparan tentang kemajuan dan rencana kami serta memastikan Anda mendengar tentang pekerjaan ini langsung dari saya,” ia menambahkan.
Hingga 29 September 2024, Starbucks mempekerjakan sekitar 361.000 pekerja di seluruh dunia dan 211.000 di Amerika Serikat (AS). Sebagian besar adalah karyawan di dalam toko, yang tidak akan terdampak.
Sebaliknya, PHK itu akan memengaruhi peran pendukung perusahaan yang jika digabungkan dengan peran non-toko lainnya dalam pengembangan toko, roasting, manufaktur, pergudangan dan operasi distribusi, mencakup total sekitar 10.000 peran di perusahaan itu.
Niccol mencatat langkah-langkah yang diambil di Amerika Serikat (AS) dan Kanada sejak ia mengambil alih pada September, termasuk hapus biaya tambahan untuk alternatif susu. Perusahaan juga tetapkan tujuan untuk menyediakan minuman buatan tangan bagi pelanggan dalam waktu empat menit dan kurang serta menambah shift di lebih dari 3.000 toko.
Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi saya senang dengan kemajuan yang telah kami buat,” tulis dia.