Jakarta – Pengamat transportasi sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, sepakat dengan rencana penutupan Stasiun Karet sebagai titik pemberhentian KRL Jabodetabek.
Menurut salah satu rencana yang beredar, Stasiun Karet nantinya hanya akan jadi pintu keluar masuk penumpang KRL, setelah terintegrasi dengan Stasiun BNI City.
Djoko menilai, Stasiun Karet sebagai tempat turun naik penumpang KRL sudah tidak ideal. Lantaran secara kapasitas lahan itu sudah terlalu sempit. Meskipun bisa disinggahi oleh kereta 12 gerbong, namun jika hanya mengandalkan bangunan eksisting memang tidak mencukupi.
Stasiun Karet tidak bisa lagi menampung 12 kereta dalam satu rangkaian. Bisa kasih travelator antara Stasiun Karet dan Stasiun BNI City, ujar Djoko kepada www.wmhg.org, Kamis (9/1/2025).
Adapun travelator merupakan sistem konveyor horizontal, yang berfungsi untuk mengangkut orang dalam jarak pendek hingga menengah. Travelator juga dikenal dengan nama lain, seperti jalur pejalan kaki bergerak, trotoar bergerak, atau penggerak orang.
Travelator biasanya digunakan di tempat-tempat umum atau komersial, seperti bandara, stasiun kereta api, atau pusat perbelanjaan. Travelator bandara membantu para pelancong untuk tidak berjalan kaki jarak yang jauh antar terminal, terang Djoko.
Menurut dia, pengintegrasian Stasiun Karet dan Stasiun BNI City sangat memungkinkan, terlebih jaraknya yang sangat berdekatan dan masih berada di lahan milik PT KAI (Persero).