Jakarta – China telah sepakati dana 10 triliun yuan atau USD 1,4 triliun (sekitar Rp 21.910 triliun, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.650). Dana ini untuk memperkuat ekonomi China yang sedang terpuruk dengan mengizinkan pemerintah daerah untuk kembali membiayai utnagnya.
Selain itu, China juga mengungkap langkah-langkah stimulus tambahan untuk mengantisipasi pertumbuhan yang tidak stabil seiring kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Mengutip CNN, Sabtu (9/11/2024), Menteri Keuangan Lan Fo’an menuturkan pada Konferensi Pers Jumat, 8 November 2024, pinjaman yang dibatasi hingga 6 tirliun yuan atau USD 838 miliar akan diizinkan selama tiga tahun untuk membantu pemerintah daerah mengganti apa yang disebut “utang tersembunyi” mereka/
Utang semacam ini biasanya dimiliki oleh platform pembiayaan pemerintah daerah yang berisiko yang didukung oleh kota dan provinsi.
Lan menambahkan, pemerintah daerah akan diberikan akses ke kuota terpisah senilai 4 triliun yuan atau USD 558 miliar dalam bentuk obligasi lokal khusus selama lima tahun. Hal bertujuan memangkas kepemilikan utang.Pengumuman itu dibuat pada akhir pertemuan lima oleh badan legislatif China, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC).
“Sejak awal tahun ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor, pendapatan fiskal pemerintah pusat dan daerah tidak memenuhi harapan,” ujar Lan.
Ekonom Capital Economicw, Mark Williams menuturkan, pembiayaan kembali utang pemerintah daerah mengurangi biaya bunga yang akan membebaskan sumber daya bagi pemerintah daerah untuk dibelanjakan di tempat lain. Namun, paket itu hanya berjumlah sekitar 0,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) saat ini dalam lima tahun.
“Jelas, itu tidak akan membuat perbedaan yang berarti. Pengumuman fiskal hari ini merupakan kekecewaan lain bagi mereka yang mengharapkan stimulus yang substansial,” ujar Williams.