Jakarta Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mewanti-wanti pasokan bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program andalan Presiden Prabowo Subianto itu ditargetkan meluncur pada 6 Januari 2024.
Dia menyoroti bahan pangan untuk program MBG tidak diambil dari impor. Setidaknya ada dua hal yang jadi perhatiannya; pertama, soal jejak karbon dari pengadaannya; kedua, dampak ekonomi yang tidak dirasakan daerah.
Dalam konteks ekologi ekonomi ketika bahan bakunya dihasilkan dari produk impor maka nilai ekonomi, kesempatan ekonominya lebih akan tidak dinikmati oleh petani di Indonesia, kata Said Abdullah kepada www.wmhg.org, Senin (30/12/2024).
Dia mengatakan, jika bahan pangannya diambil dari dalam negeri pun, produksinya harus betul-betul diperhatikan. Termasuk memperhatikan dampak terhadap ekologi atau lingkungan.
Namun, pada aspek ini, dia tak berbicara hanya soal kandungan kimia seperti pestisida. Tapi juga dampak kemasan makanan terhadap lingkungan.
Tidak hanya misalnya lebih ramah lingkungan atau tidak mengandung kimiawi yang tinggi tapi juga bagaiamana program ini tidak memyumbang kerusakan ekologi, tuturnya.
Berikutnya, Said mewanti-wanti perlunya pengelolaan pasca makanan yang dibagikan itu tidak merusak lingkungan. Misalnya, pengelolaan sampah makanan dari menu-menu MBG.
Mungkin pada beberapa banyak anak-anak yang menyisakan makanan ya karena tidak sesuai selera atau mungkin belum cocok di lidah mereka atau porsinya terlalu besar dan ini juga perlu dipikirkan skenarionya supaya tidak terjadi food waste dan food lost dan sampah kemasan yang ujungnya menimbulkan persoalan ekologis, terangnya.