Jakarta Memasuki periode bulan Ramadan 2025, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengawasi harga 17 komoditas pangan di pasar.
Sebanyak 17 komoditas ini yaitu beras medium, beras premium, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang putih, bawang merah, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan bermerk, Minyak Kita, cabai merah, cabai rawit, gula pasir curah, gula pasir kemasan, gula, tepung terigu curah, dan tepung terigu kemasan.
Direktur KPPU Mulyawan Ranamenggala mengungkapkan bahwa sejumlah komoditas pangan terpantau dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan.
Mulyawan menjelaskan, temuan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan di pasar tradisional dan modern di tujuh wilayah kantor KPPU di Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta.
Dari 17 komoditas itu kami melihat bahwa terdapat 8 komoditas yang harga jual dari HET dan HAP ini (naik) cukup signifikan, ungkap Mulyawan dalam konferensi pers KPPU yang digelar secara daring pada Selasa (4/3/2025)/
Survei KPPU mencatat, komoditas pangan yang dijual di atas harga HET dan HAP adalah beras medium, beras premium, telur ayam, bawang putih, minyak goreng curah, Minyak Kita, serta cabai rawit hingga gula pasir.
Mulyawan lebih lanjut mengatakan, terdapat dua komoditas yang harganya paling jauh menyimpang dari HET dan HAP yang ditetapkan, yaitu telur ayam dan cabai rawit.
Disebutkannya, harga telur ayam di pasar tradisional Makassar paling tinggi dibandingkan daerah lain, naik hingga mencapai Rp51.000 per kg. Adapun cabai rawit di Bandung dan Yogyakarta yang juga naik hampir 50 persen lebih tinggi dari HET/HAP yang ditetapkan.
(Harga) cabai rawit dan telur ayam ini bisa mencapai 50% dari harga HET-HAP, kemudian telur ayam ini bisa mencapai 70% dari harga HET-HAP. Sehingga ini perlu mendapatkan perhatian dari kita semua, imbuh Mulyawan.
Kondisi ini tentu saja sangat-sangat mengkhawatirkan. Karena kebutuhan-kebutuhan komoditas ini permintaannya akan selalu mengalami kenaikan pada saat bulan puasa dan hari raya lebaran nanti, ujar Mulyawan.
Sehingga kondisi-kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus oleh seluruh pihak yang ada untuk memperhatikan bahwa harga-harga ini bisa tercapai sesuai dengan HET dan HAP, lanjutnya.
Selain itu, KPPU juga melakukan survei terhadap ketersediaan stok sejumlah komoditas pangan. Survei itu menunjukkan, hampir semua 17 pangan yang dipantau di seluruh 7 wilayah itu memiliki ketersediaan pangan yang cukup.
Maka ketika stoknya cukup, sebenarnya harga yang terbentuk itu bisa mendekati HET-HAP atau malah bisa berada pada HET atau HAP. Namun ada beberapa komoditas yang terbatas yaitu beras medium dan minyak kita, beber Mulyawan.