Jakarta – Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan belum mampu angkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Mengutip Antara, Kamis (19/9/2024), pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah melemah delapan poin atau 0,05 persen menjadi 15.343 per dolar AS dari sebelumnya 15.335 per dolar AS.
Indeks dolar AS terlihat menguat pagi ini pasca The Fed memangkas suku juga acuannya sebesar 50 basis poin. Indeks dollar pagi ini di kisaran 101,40 an versus kemarin di sekitar 100,90, tutur pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ariston menuturkan, penguatan indeks dolar AS mungkin disebabkan oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS dinihari tadi yang tidak mengindikasikan pemangkasan suku bunga selanjutnya akan sama besar dengan pemangkasan saat ini sehingga pasar berekspektasi selanjutnya hanya 25 basis poin (bps) pada akhir 2024.
Namun, di sisi lain, pemangkasan tersebut positif untuk aset berisiko ke depan karena bunga rendah menstimulasi perekonomian.
Bank Indonesia bisa melanjutkan lagi pemangkasan suku bunga acuannya tapi tentu juga melihat pergerakan rupiah terhadap dolar AS, ujar dia.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen
Ariston mengatakan, peluang pelemahan rupiah Kamis ini ke arah 15.450 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.350 per dolar AS.