Jakarta Di media sosial banyak beredar konten yang menunjukkan anak muda memilih nikah secara sederhana. Ada yang memilih untuk melakukan akad pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) tanpa melangsungkan resepsi pernikahan yang mewah.
Menurut Psikolog pendidikan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim pilihan untuk menikah secara sederhana itu sesuatu yang luar biasa.
“Karena hal itu memang sepatutnya dipikirkan perkawinan tidak perlu harus jor-joran. Biasanya perkawinan menjadi besar karena ada kepentingan juga dari orang tua mempelai,” kata Rose kepada www.wmhg.org.
Meskipun begitu, menurut Rose ada dampak yang bisa timbul dari tren anak muda yang menikah secara sederhana yaitu pada pengusaha Event Organizer (EO), Wedding Organizer (WO), dan pengusaha catering
“Nah, kalau ini terjadi perkawinan yang sederhana ini, sebetulnya penghematan untuk semua. Tapi bagi usaha-usaha catering, EO dan sebagainya itu pasti akan berdampak kalau semua orang mau sederhana saja,” ujarnya.
Rose menuturkan penyebab anak muda lebih memilih menikah sederhana adalah anak muda sekarang cara berpikirnya lebih sederhana. Ini membuat anak muda sekarang lebih memikirkan simpanan uang untuk memulai hidup barunya setelah menikah.
“Jadi tidak semua dana yang dimiliki habis hanya untuk pernikahan saja, yang hanya satu atau dua hari saja. Makanya mereka merasa bahwa lebih enak atau lebih baik pernikahannya sederhana, misalnya di KUA dengan baju yang tidak terlalu heboh-heboh juga, yang sederhana,” jelas Rose.
Menurut Rose, uang untuk menikah mewah bisa dipakai bisa dipakai untuk usaha, membeli rumah, atau perlengkapan-perlengkapan mereka pada waktu mereka sudah menikah.
Digelar Lebih Panjang, Nilai Transaksi Harbolnas 2024 Ditarget Capai Rp40 Triliun