Jakarta – Tupperware, perusahaan dibalik wadah penyimpanan dan peralatan dapur telah mengajukan kebangkrutan.
Mengutip AP, Kamis (19/9/2024), Tupperware Brands, perusahaan yang berbasis di Orlando, Florida ini mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 11 setelah berjuang merevitalisasi bisnis inti dan gagal mendapatkan tawaran pengambilalihan yang dapat dipertahankan.
Bisnis Tupperware telah terpukul seiring penjualan yang menurun, meningkatnya persaingan dan keterbatasan model langsung ke konsumen yang pernah menentukan keberhasilannya.
Pada Selasa, Tupperware menyebutkan, pengajuan kebangkrutan seiring konsumen yang beralih dari penjualan langsung yang merupakan sebagian besar penjualannya lebih dari seperambat abada setelah pesta Tupperware pertama telah memukul bisnis yang terkenal itu dengan keras.
Selain itu, Perseroan juga mengatakan kalau meningkatnya masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan tentang plastik, inefisiensi internal yang membuatnya sulit beroperasi secara global dan lingkungan ekonomi mikro yang menantang selama beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kesulitan keuangannya.
Tupperware berencana terus beroperasi selama proses kebangkrutan dan akan meminta persetujuan pengadilan untuk penjualan untuk melindungi merek tersebut.
Analis keuangan kritik Tupperware dalam beberapa tahun terakhir karena tetap memakai model penjualan langsung dan gagal berkembang seiring waktu, terutama karena banyaknya perempuan yang bekerja di luar rumah.
“Kenyataannya adalah penurunan di Tupperware bukanlah hal baru. Sangat sulit untuk melihat bagaimana merek tersebut dapat kembali ke masa kejayaannya,” tutur Direktur GlobalData, Neil Saunders.
Penjualan perusahaan membaik selama hari-hari awal pandemi COVID-19, ketika orang Amerika Serikat lebih banyak memasak dan makan di rumah.