Jakarta Pemanjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo sumbang medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Ia mengalahkan wakil China Wu PengĀ pada laga final nomor speed putra pada Kamis sore WIB, (8/8/2024) yang digelar di Le Bourget Sport Climbing VenueĀ Mengutip Kanal Bola Veddriq menyelesaikan pertandingan dengan catatan waktu 4,75 detik dan dia sumbangĀ medali emas Olimpiade Paris 2024 untukĀ Indonesia.
Di sisi lain, medali perunggu menjadi milik Sam Watson asal Amerika Serikat berkat catatan waktu pemecah rekornya 4,74 detik saat melawan Reza Alipour asal Iran di laga perebutan juara 3.
Lalu berapa harga medali emasĀ OlimpiadeĀ 2024 yang diraih Veddriq Leonardo?
Dikutip dari Euronews, Jumat (9/8/2024), Oxford Economics memperkirakan nilai medali emas Olimpiade Paris sebesar ā¬950 atau setara RpĀ 16,5 juta (kursĀ 17.377 per Euro)
Estimasi tersebut sejalan dengan nilai pasar emas 24 karat dan perak murni per gram saat ini.
Veddriq Leonardo Ubah Sejarah Olahraga Merah Putih, Indonesia Raya Berkumandang di Olimpiade Paris 2024
Sebelumnya, Indonesia Raya akhirnya berkumandang di Olimpiade Paris 2024. Pemanjat tebing putraĀ Veddriq LeonardoĀ membuat momen itu terjadi usai kemenangannya di nomor speed.
Pada final di Le Bourget Sport Climbing Venue, Kamis (8/8/2024) sore WIB, Veddriq memastikan merebut emasĀ panjat tebing Olimpiade 2024Ā setelah mengalahkan wakil China Wu Peng lewat catatan waktu 4,75 detik berbanding 4,77 detik.
Torehan tersebut sekaligus menjadi sejarah bagi olahraga Tanah Air. Untuk kali pertama Indonesia merebut medali emas Olimpiade dari luar bulu tangkis.
Wakil badminton selama ini memang menjadi andalan Merah Putih pada pesta olahraga termegah di muka bumi. Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra) melakukannya pertama kali di Barcelona 1992.
Rexy Mainaky/Ricky Subagja (ganda putra, Atlanta 1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (ganda putra, Atlanta 1996), Taufik Hidayat (tunggal putra, Athena 2004), dan Hendra Setiawan Markis Kido (ganda putra, Beijing 2008) melanjutkan tradisi itu.
Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (ganda campuran, Rio de Janeiro 2016) dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri, Tokyo 2020) mengikuti jejak. Namun, atlet bulu tangkis gagal merebut emas diĀ Olimpiade Paris 2024, mengulang kegagalan Olimpiade London 2012.