Jakarta – Vietnam akan memangkas tarif dagang terhadap beberapa produk Amerika Serikat (AS) termasuk gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dan mobil. Hal itu disampaikan Kepala Departemen Kebijakan Pajak Kementerian Keuangan Vietnam.
Langkah itu dilakukan sebagai upaya menghindari tarif AS karena surplus perdagangan bilateral yang besar. Demikian seperti dikutip dari the Straits Times, Rabu (26/3/2025).
Vietnam telah mengambil serangkaian langkah mengurangi surplus perdagangan dengan AS yang melampaui USD 123 miliar atau sekitar Rp 2.041 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.601) pada 2024. Hal ini setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif dagang kepada mitra dagangnya.
Di antara pemangkasan itu, tarif untuk LNG AS akan dipotong menjadi 2 persen dari 5 persen, mobil menjadi 32 persen dari 45 persen-64 persen, dan etanol menjadi 5 persen dari 10 persen.
“Pemotongan tarif itu ditujukan untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mitra dagang,” ujar Head of Finance Ministry’s tax policy department, Nguyen Quoc Hung.
Ia menambahkan, meski AS dan Vietnam memiliki kemitraan strategis komprehensif, dua negara itu belum menandatangani perjanjian perdagangan bebas.
Vietnam belum impor LNG dari AS, tetapi negara itu telah berunding dengan pemasok AS untuk armada pembangkit listrik LNG yang dua di antaranya dijadwalkan untuk mulai pembangkit listrik komersial pada Juni 2025.
Hung mengatakan, Vietnam juga akan hapus tarif untuk etana AS. Ia menuturkan, keputusan pemotongan tarif akan siap pada Maret dan akan berlaku efektif setelahnya.
Barang impor AS lainnya yang akan dikenakan tarif lebih rendah termasuk ayam, kacang almond, apel, ceri dan produk kayu. Adapun Donald Trump akan menerapkan tarif timbal balik pada beberapa negara mulai 2 April, meski pada 24 Maret 2025, ia menuturkan, beberapa negara mungkin akan mendapatkan keringanan.