Jakarta Pelemahan nilai tukar Rupiah diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2025. Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memprediksi Rupiah akan berada di kisaran Rp16.200 hingga Rp16.670 per dolar AS pada tahun depan.
Rupiah masih akan tertekan, terutama akibat kebijakan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama setelah pemangkasan pekan lalu, ujar Bhima kepada www.wmhg.org, Rabu (25/12/2024).
Selain dampak kebijakan moneter global, Bhima menyoroti bahwa Indonesia akan menghadapi perfect storm atau badai ekonomi sempurna pada 2025. Faktor ini diperkirakan akan memperparah pelemahan Rupiah, terutama pada kuartal pertama tahun depan.
Harga Komoditas dan Perang Dagang Memengaruhi Ekspor
Bhima menjelaskan bahwa harga komoditas ekspor Indonesia diperkirakan rendah pada awal 2025. Selain itu, ekspor dan investasi akan tertekan akibat perang dagang yang meluas, tidak hanya antara Amerika Serikat (AS) dan China, tetapi juga melibatkan AS, Kanada, dan negara-negara lainnya.
Geopolitik yang bergejolak semakin memperburuk situasi. Dengan kondisi ini, ekspor dan investasi sulit diandalkan sebagai motor penggerak ekonomi di awal tahun, jelas Bhima.
Menurut Bhima, solusi utama untuk mengatasi tekanan ini adalah mengoptimalkan pasar domestik dan meningkatkan produksi lokal.
Kuncinya ada di pasar domestik. Besarnya kelas konsumen Indonesia menjadi peluang yang harus dimanfaatkan, tambahnya.