wmhg.org – JAKARTA. Peneliti Madya Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ivana Yuniarti, menjelaskan bahwa BRIN terlibat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak.
Tujuannya adalah untuk melakukan monitoring dan mitigasi dampak terhadap ekosistem danau tersebut.
BRIN terlibat dalam upaya menciptakan PLTS yang ramah lingkungan untuk melestarikan ekosistem Danau Singkarak, khususnya ikan bilih, bukan untuk menilai tingkat pencemaran danau, ungkapnya dalam keterangannya, Senin (20/1).
Sebagai langkah awal, BRIN memonitor berbagai parameter kualitas air, seperti penetrasi cahaya, distribusi vertikal suhu, dan oksigen terlarut.
Selain itu, monitoring dilakukan terhadap kelimpahan, komposisi populasi, dan pergerakan ikan bilih, serta perubahan pada mikrobentik organisme di dasar danau.
BRIN juga mengidentifikasi potensi pencemaran dari bioufoulant dan melakukan mitigasi dengan menyarankan penggunaan bahan ramah lingkungan jika diperlukan.
Luas area yang digunakan hanya 0,45% dari total luas danau, namun kami akan terus memantau untuk memastikan tidak ada risiko signifikan terhadap ekosistem, jelas Ivana.
BRIN juga menyarankan agar nelayan yang terdampak tidak mengganti mata pencaharian mereka.
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, PLTS dirancang sebagai taman buatan alami yang dapat menjadi habitat ikan bilih. Tanaman lokal akan digunakan di antara panel untuk mendukung kelangsungan hidup ikan bilih, dengan memonitor suhu, penetrasi cahaya, plankton, dan kadar oksigen.
Jika ditemukan penurunan kadar oksigen akibat berkurangnya penetrasi cahaya, tanaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan kadar oksigen, dan jika diperlukan, teknologi microbubble akan diperkenalkan sebagai solusi.
Ivana menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan BRIN didasarkan pada data yang akurat dan independen, tanpa pengaruh dari pihak lain, termasuk pengelola PLTS. Tujuan utama kolaborasi ini adalah untuk menciptakan PLTS yang ramah lingkungan dan mendukung pelestarian ikan bilih.
BRIN juga berkomitmen untuk melakukan pemantauan berkelanjutan bersama berbagai pihak untuk memastikan bahwa proyek ini mendukung kelestarian lingkungan Danau Singkarak. Hasil penelitian akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Minang untuk memudahkan pemahaman masyarakat lokal.
Rencananya, pembangunan PLTS terapung di Danau Singkarak akan menjadi solusi menuju energi bersih dan hijau, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Danau Singkarak sendiri terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dengan luas sekitar 108 km², menjadikannya danau terluas kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba.