wmhg.org – JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 158,6 juta sepanjang semester pertama tahun 2024. Dana ini digunakan untuk pembelian aset tetap dengan US$ 100 juta di antaranya dialokasikan untuk kegiatan Turn Around Maintenance (TAM) dan perawatan rutin.
Sepanjang tahun 2024 ini, emiten petrokimia itu mengalokasikan belanja modal mencapai Rp 6,2 triliun atau setara dengan US$ 400 juta, yang sebagian besar akan digunakan untuk pembangunan pabrik CA-EDC yang memproduksi bahan baku plastik.
Direktur SDM & Urusan Korporat Chandra Asri, Suryandi, menjelaskan bahwa sisa capex akan difokuskan pada penyelesaian pembangunan pabrik serta peningkatan fasilitas yang ada.
“Kami akan melanjutkan investasi yang sudah ada dan tetap mencari peluang untuk ekspansi di tahun mendatang,” kata Suryandi kepada media KONTAN, Rabu (11/9).
Mengenai prospek kinerja, Suryandi optimistis meskipun tantangan eksternal tetap ada.
TPIA Chart by TradingView
Melansir laporan keuangannya, Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu mencatatkan pendapatan US$ 866 juta atau setara Rp 14 triliun pada semester I-2024, lebih rendah dibanding periode sama 2023 yang sebesar US$ 1 miliar.
Sepanjang Januari-Juni 2024, volume penjualan Chandra Asri secara keseluruhan turun menjadi 91 kilo ton (KT) dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 105 kilo ton (KT).
Namun, di tengah penurunan pendapatan, perseroan mampu melakukan efisiensi dari US$ 1 miliar pada semester I-2023 menjadi US$ 853 juta. Efisiensi beban ini terjadi berkat menurunnya produksi Chandra Asri sehubungan dengan TAM terjadwal yang dijalankan perseroan pada kuartal II-2024.
Suryandi menjelaskan, Kami melihat pertumbuhan positif dalam perekonomian Indonesia, dengan PDB yang terus tumbuh di atas 5%. Setelah proses TAM selesai, pabrik kami akan beroperasi penuh dan mendukung rencana ekspansi ke depan, ungkapnya.
Di tengah ketidakpastian pasar global, Chandra Asri Group telah mengambil langkah-langkah antisipasi melalui diversifikasi dan transformasi bisnis.
“Kami telah mengembangkan bisnis infrastruktur di sektor energi, air, dan kepelabuhanan untuk memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan,” pungkasnya.