wmhg.org – JAKARTA. Emiten penerbangan PT Garuda Indonesia Persero Tbk. (GIAA) menanggapi rencana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menurunkan harga tiket pesawat sebesar 10% pada bulan Oktober 2024 nanti.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan bahwa Perusahaan mendukung rencana tersebut. Namun di saat yang sama, Perusahaan menggarisbawahi bahwa urusan pajak sebenarnya berada di bawah Kementerian Keuangan, bukan Kemenparekraf.Â
Saya sih mendukung saja, hanya saja urusan pajak itu kan berada di bawah ranah Kemenkeu, bukan Kemenparekraf, ujar Irfan saat dihubungi oleh Kontan, Senin (23/9).Â
Sebagai informasi, dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Sabtu (21/9) lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan bahwa salah satu strategi yang dilakukan untuk menurunkan harga tiket pesawat ini adalah dengan mengurangi biaya pajak pada harga tiket pesawat.
Pajak yang dimaksud tersebut adalah pajak pertambahan nilai (PPn), pajak avtur, serta bea masuk cadang impor.
Tiga aspek itu yang saat ini tengah didiskusikan. Targetnya (harga tiket pesawat) turun 10%, ujar Menteri Sandiaga.Â
Sandiaga menambahkan bahwa rencana pemangkasan PPN tiket pesawat menjadi di bawah 11% saat ini masih berada dalam tahap diskusi. Menurutnya, hal ini juga didasari oleh faktor penerimaan pendapatan negara yang saat ini tengah menghadapi tantangan.
Irfan melanjutkan, biaya pajak juga tidak ada hubungannya dengan biaya operasional penerbangan. Dengan demikian, jika pajak dihilangkan, tidak berpengaruh pada harga tiket pesawat.Â
Di sisi lain, GIAA tahun ini optimistis mampu mencatatkan pendapatan US$ 3 miliar atau sekitar Rp49 triliun pada 2024 dengan melakukan berbagai strategi.
Irfan mengatakan kinerja maskapai pelat merah ini sudah mulai membaik meski ia juga mengakui pendapatan perusahaan terbatas karena jumlah armada yang sedikit.
Garuda berencana menambah sembilan pesawat pada 2024, setelah sebelumnya mendapatkan tambahan empat armada pada tahun lalu.
Selain dari penjualan tiket pesawat, Garuda juga menerapkan berbagai program untuk meningkatkan pendapatan mereka. Salah satunya adalah kerja sama dengan Singapore Airlines (SQ).
Kerja sama ini memungkinkan pemegang KrisFlyer SQ untuk menukarkan poin mereka dengan penerbangan Garuda Indonesia, dan sebaliknya.