wmhg.org – JAKARTA. Indonesia dan China resmi memperkuat hubungan kerja sama di sektor pendidikan vokasi dan integrasi industri dengan mendirikan China-Indonesia Industry-Education Integration Community.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang.
Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli menilai, kolaborasi ini sangat relevan dengan agenda pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui program upskilling dan reskilling.
“Pendidikan vokasi harus lebih responsif terhadap kebutuhan industri yang dinamis. Kerja sama ini merupakan solusi nyata untuk menjawab tantangan kesenjangan keterampilan tenaga kerja di Indonesia,” ujar Yassierli di Jakarta Timur, Minggu (22/12).
Inisiatif ini melibatkan berbagai tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Komarudin, perwakilan dari Wuxi Institute of Technology, serta Asosiasi Pertukaran Budaya dan Pendidikan China-Indonesia.
Kerja sama ini tidak hanya fokus pada pertukaran budaya dan pendidikan, tetapi juga mencakup:
Pembangunan pusat pelatihan dan sertifikasi keahlian vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Serta, pengembangan program talenta, yang dijalankan perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia.
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UNJ, Wuxi Institute of Technology, dan Asosiasi Pertukaran Budaya dan Pendidikan China-Indonesia menjadi acara puncak dari pertemuan ini.
Program pengembangan talenta dalam kolaborasi ini dirancang untuk memberikan akses pelatihan bagi mahasiswa Indonesia dan China, yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini diharapkan dapat:
Meningkatkan keterampilan tenaga kerja, sehingga lebih siap bersaing di pasar global.
Selain itu, menciptakan lapangan kerja berkualitas, yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Hu Haibin, Chairman dari HK Haibin Education Group sekaligus promotor komunitas ini, menegaskan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk memberikan kontribusi signifikan pada kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja, kita tidak hanya menciptakan peluang kerja, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara secara berkelanjutan,” ujarnya.
Kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempercepat integrasi antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri berbasis teknologi. Prof. Yassierli menegaskan bahwa langkah ini penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dalam menghadapi tantangan global.
“Kerja sama ini adalah langkah strategis dalam menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang adaptif terhadap perkembangan industri modern,” tutupnya.