wmhg.org – KRAKATAU POSCO membuktikan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bersama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan POSCO.
Kerjasama ini dilakukan bertujuan untuk pengembangan metode recycling slag (terak) baja untuk mendukung pertanian ramah lingkungan di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, KRAKATAU POSCO memiliki komitmen yang kuat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari proses produksinya.
MoU ini menandai langkah nyata perusahaan dalam memanfaatkan sisa produksi berupa slag baja menjadi produk yang bermanfaat bagi sektor pertanian.
Kerjasama ini meliputi pengkajian pemanfaatan slag baja yang dimiliki oleh KRAKATAU POSCO yang kaya akan kandungan silika dan berpotensi sebagai pembenah tanah ataupun sumber bahan baku pupuk silika.
Pemanfaatan slag baja untuk bidang pertanian contohnya pupuk telah diimplementasikan oleh beberapa negara diantaranya Korea Selatan dan Jepang.
Selanjutnya akan dilakukan penyusunan dan perumusan standar mutu slag baja untuk bidang pertanian sebagai komponen draft dan mendukung formulasi slag baja KRAKATAU POSCO dengan bahan bermanfaat lainnya serta pengembangan formula pupuk dan atau pembenah tanah terpilih yang akan digunakan dibidang pertanian.
Seluruh bentuk kerjasama yang dibentuk merupakan dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca melalui pemanfaatan slag baja KRAKATAU POSCO.
Penelitian kolaboratif ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan slag baja dalam pertanian mampu berkontribusi terhadap pengurangan emisi GRK, sejalan dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
“Saya optimis akan keberhasilan kerja sama ini. Karenanya, perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak baik sektor pemerintah maupun swasta untuk mendukung pertanian ramah lingkungan. Semoga kerjasama ini dapat membawa kebaikan yang lebih besar bagi pertanian Indonesia,” Ungkap Fadjry Djufry, Selaku Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia ditulis Kamis (5/9/2024).
Slag baja, yang biasanya dianggap sebagai produk sampingan, kini diolah untuk menjadi sumber daya yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.
Melalui inovasi ini, KRAKATAU POSCO menunjukkan bahwa sektor industri dan pertanian dapat bersinergi untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yakni untuk keberlanjutan lingkungan.
Slag Baja cocok untuk dijadikan pupuk di lahan pertanian karena kandungan dari slag baja, seperti besi, boron, mangan, kapur, silikat, dan fosfat, merupakan zat-zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Dan dalam perjanjian ini akan dilakukan uji coba pupuk yang berasal dari olehan slag dibeberapa lahan pertanian, untuk membuktikan bahwa slag baja tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan dapat memberikan berbagai manfaat dan aman dipergunakan untuk kehidupan pertanian di Indonesia.
Penandatanganan MoU ini memperkuat komitmen jangka panjang KRAKATAU POSCO terhadap keberlanjutan. Dengan memanfaatkan slag baja, perusahaan ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari proses produksinya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap sektor pertanian di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, KRAKATAU POSCO berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif-inisiatif yang dapat membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menjadi pemimpin dalam inovasi ramah lingkungan di industri baja, sekaligus memberikan manfaat yang luas bagi pertanian Indonesia.