wmhg.org – Diki Firdaus menjuarai Aceh Barista Champ 2024 yang digagas Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) di Taman Budaya, Banda Aceh. Barista asal Lhokseumawe itu mengalahkan tiga finalis dari daerah lainnya di Provinsi Aceh.
Kepala Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh, Rahmad Faisal berharap ajang kali ini bisa menjadi batu loncatan bagi para barista asal Aceh.
“Kegiatan Aceh Barista Champ ini yang pertama diadakan di Aceh. Ini suatu event yang luar biasa bagi anak muda Aceh. Agar, barista-barista di Aceh bisa bersaing di event-event tingkat nasional maupun internasional,” katanya ditulis Kamis (8/8/2024).
Menurutnya, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh AMANAH terbukti menimbulkan dampak signifikan. Oleh karena itu, Rahmad berharap kolaborasi AMANAH dengan para pemangku kebijakan di Aceh bisa terus berlanjut ke depannya.
“Saya rasa, kegiatan-kegiatan selama ini hanya stuck di Aceh tapi tidak berkelanjutan. AMANAH dengan ide-ide inovatif dan kreativitasnya bisa membuat anak-anak muda di Aceh itu bisa mengikuti event-event tingkat nasional dan internasional,” tuturnya.
Acara Grand Final Aceh Barista Champ 2024 diikuti empat peserta yang lolos dari babak semifinal. Mereka terpilih setelah mendapatkan nilai tertinggi di antara 12 barista yang berkompetisi pada sehari sebelumnya.
Keempat finalis bersaing untuk memikat para juri dengan menyajikan tiga jenis minuman, yakni espresso, milk beverage dan signature drink. Beberapa peserta memberikan sentuhan berbeda tapi ada juga yang mempertahankan gayanya sebagai ciri khas.
Diki yang tampil di urutan pertama menganalogikan minuman buatannya seperti kelembutan dan kehangatan seorang ibu. Dalam presentasinya di hadapan para juri, ia juga menggunakan bahan susu yang telah dijernihkan menggunakan sari buah apel.
Penampilan para finalis mendapat pujian dari Juara Indonesia Barista Championship 2018, Muhammad Aga. Menurutnya, kemampuan para barista itu menunjukkan perkembangan yang positif dalam industri kopi di Aceh ke depannya.
Potensi para barista lokal perlu ditunjang dengan fasilitas yang lebih memadai.
“Para barista ini hanya menuangkan kreativitas, passion mereka. Jadi, harus ada yang memasilitasi dan mewadahi mereka supaya lebih punya kesempatan,” ujarnya.
Fasilitas yang dimaksud bukan sekadar mengenai peralatan dan tempat tapi juga kegiatan. Di antaranya, kegiatan-kegiatan pelatihan hingga kompetisi barista seperti yang diadakan AMANAH kali ini.
“Buat saya, acara seperti ini salah satu trigger yang sangat baik untuk mendukung barista-barista, khususnya di Aceh,” kata Aga mengapresiasi inisiatif AMANAH menggelar Aceh Barista Champ 2024.
Pada penyelenggaraan ajang kali ini, AMANAH bekerja sama dengan sejumlah pihak. Yakni, BPVP Banda Aceh, Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) DPD Aceh, PT Musang Jaya Indonesia dan PT Pupuk Iskandar Muda.