wmhg.org – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Fuel Terminal (FT) Cikampek meluncurkan Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) Ngabedahkeun Walahar yang diadakan di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Karawang.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional JBB Deny Djukardi menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga bersama dengan Kelompok Walahar Kreatif dan Kelompok Sadar Wisata serta Kampung Iklim dan UMKM setempat bersinergi menjalankan program TJSL di kawasan Walahar untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekaligus menjadi solusi untuk pengembangan ekonomi.
Awalnya lokasi program ini dikenal sebagai Danau Kalimati yang menghadapi masalah serius dengan kondisi yang memprihatinkan dan aliran air yang stagnan. Namun, melalui Program ‘Ngabedahkeun Walahar’, kami ingin menghidupkan kembali Danau Cinta, mengubahnya dari Danau Kalimati yang terabaikan menjadi ekosistem berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, papar Deny ditulis Jumat (30/8/2024).
“Untuk itu Pertamina berfokus mengatasi permasalahan terkait dengan akses air bersih yang kami lihat dan rasa masih cukup minim, kemudian untuk meningkatkan produktivitas UMKM, dan juga bagi lapangan kerja masyarakat sekitar. Program ini juga tentunya diharapkan akan menjadi pusat pengembangan perekonomian dan alternatif tujuan wisata di Karawang, khususnya di wilayah Walahar dan sekitarnya,” tambahnya.
Kegiatan peresmian ini menandai peluncuran 4 program strategis yang bertujuan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di Kawasan Walahar di bawah naungan Program TJSL Ngabedahkeun Walahar.
Ke-4 program tersebut di antaranya: pertama, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Tenant F&B, workshop dan kehadiran resto apung bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi lokal melalui pelatihan, akses pasar, dan dukungan finansial.
Kedua, Pengembangan Ekonomi Kreatif Ramah Lingkungan melalui Eceng Gondok yang dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk seperti tas, sofa, souvenir, dompet dan miniatur.
Ketiga, Pemanfaatan Energi Bersih melalui Biogas Danau Cinta dengan mengonversi eceng gondok menjadi biogas sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta Penggunaan Solar Panel.
Keempat, Konservasi Air yang meliputi Penanganan Air Limbah Domestik melalui pemasangan Grease Trap dan Pemanfaatan Teknologi Filtrasi menggunakan Eceng Gondok untuk menjaga kualitas air danau serta menopang kebutuhan air bersih masyarakat.
Fuel Terminal Manager Cikampek Syahwin A. Saleh, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa awal mula program ini dilaksanakan sebagai respons terhadap tantangan yang timbul selama pandemi COVID-19. Terbatasnya akses lapangan kerja dan masalah lingkungan menjadi pemicu utama bagi inisiatif ini yang dimulai pada tahun 2020.
“Sekarang, masyarakat Walahar tidak lagi melihat Danau Cinta sebagai danau mati, melainkan sebagai sumber kehidupan baru yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan, papar Syahwin.
Terbukti bahwa dengan pemberdayaan eceng gondok, masyarakat setempat serta para pelaku UMKM di Danau Cinta mengaku bahwa Penggunaan Biogas dari Eceng Gondok dan pemanfaatan Panel Surya, bisa menghemat sebesar 50% penggunaan token listrik dan tabung gas, tambahnya.
Kepala Bapeda Karawang, Ridwan Salam juga menambahkan bahwa Program Ngabedahkeun Walahar menjadi pusat pengembangan perekonomian masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan melalui 3 kegiatan utama yaitu pengembangan UMKM, Konservasi Air dan Edukasi Masyarakat.
Ini menjadi suatu keberhasilan yang mana program ini termasuk dalam target pembangunan nasional untuk meningkatkan Indeks Lingkungan Hidup. Jadi, patut untuk kita apresiasi dan jaga keberlanjutannya, tegas Ridwan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional JBB, Eko Kristiawan menyampaikan bahwa Program yang diluncurkan di Desa Walahar, Karawang, menargetkan capaian SDGs (Sustainable Development Goals) Poin 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui penggunaan panel surya dan biogas, serta SDGs Poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberdayakan UMKM lokal.
“Dengan transformasi Danau Cinta, kami berharap bisa menjadikannya sebagai model keberlanjutan yang berfokus pada solusi lingkungan dan sosial. Kami percaya bahwa kolaborasi antara Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat akan memberikan dampak yang luas dan positif bagi seluruh kawasan,” tutup Eko.