wmhg.org – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah jadi buah bibir usai perusahaan mencetak laba pada semester I 2024 ini. Padahal sebelumnya WIKA masuk dalam jajaran emiten yang telat untuk menyampaikan laporan keuangan untuk periode 30 Juni 2024.
Terlambatnya emiten BUMN Karya ini dalam melaporkan keuangannya sempat membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melayangkan surat teguran kepada WIKA.
WIKA dalam laporan keuangannya yang baru saja dirilis beberapa hari lalu mengklaim telah mencetak laba bersih Rp401,95 miliar sepanjang Januari – Juni 2024. Raihan itu berbalik dari posisi rugi Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2024, WIKA membukukan pendapatan bersih Rp7,53 triliun atau turun 18,58% year-on-year (YoY) dari posisi Rp9,25 triliun.
Sepanjang semester I/2024, pendapatan WIKA dikontribusikan oleh sejumlah segmen, antara lain infrastruktur dan gedung sebesar Rp3,46 triliun; segmen industri Rp2,29 triliun; energi dan industrial plant Rp1,2 triliun; serta hotel Rp421,01 miliar.
WIKA turut mencatatkan beban pokok pendapatan Rp6,88 triliun, melemah 18,71% secara tahunan. Dengan perolehan itu, perseroan mengakumulasikan laba kotor Rp645,52 miliar atau turun dari posisi semester I/2023 yang meraih Rp779,03 miliar.
Beban keuangan perseroan juga mengalami peningkatan 50,40% secara tahunan, atau dari posisi Rp1,23 triliun pada tahun lalu menjadi Rp1,85 triliun sepanjang semester I/2024.
Kendati demikian, WIKA mencatatkan penghasilan lain-lain senilai Rp4,38 triliun pada paruh pertama tahun ini. Capaian tersebut bersumber, di antaranya dari keuntungan restrukturisasi pinjaman Rp3,94 triliun dan pemulihan penurunan nilai Rp361,19 miliar.
Perbaikan kinerja Wijaya Karya juga terlihat dari rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan debt to equity ratio (DER) yang masing-masing 2,31 kali serta 3,23 kali.
Torehan ini menurun dari posisi tahun lalu yang mencapai 3,86 kali dan 5,89 kali. Dari sisi neraca keuangan, WIKA membukukan total aset Rp67,06 triliun hingga akhir Juni 2024 atau meningkat 1,64% YoY.
Adapun utang WIKA turun 9,23% secara tahunan menjadi Rp51,20 triliun, sementara ekuitas melonjak 65,71% YoY ke Rp15,86 triliun. Adapun arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Juni 2024 tercatat mencapai Rp7,04 triliun, melesat 284,73% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,83 triliun.