wmhg.org – DEPOK. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan tiga program besar yang sedang dikaji untuk mewujudkan efisiensi dan peningkatan daya saing sektor-sektor vital di Indonesia, yaitu sektor konstruksi, pelabuhan, dan kereta api.
Tiko, sapaan akrabnya, menjelaskan salah satu langkah pertama yang digagas dalam program ini adalah penggabungan beberapa BUMN konstruksi besar. Integrasi pertama akan dimulai antara PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya.
Waskita Karya diharapkan dapat bertransformasi lebih baik di bawah pengelolaan Hutama Karya, membawa kapasitas yang lebih besar untuk proyek-proyek infrastruktur ke depannya.
Selain itu, penggabungan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan PT PP (PTPP) dan antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan PT Brantas Abipraya (Persero) juga sedang dalam tahap kajian struktural. Menurut Tiko, proses ini diharapkan selesai pada tahun ini secara bertahap.
Tapi semoga tahun ini bisa kita selesaikan tiga-tiganya ya. Bertahap, Waskita HK dulu, kata Tiko usai meninjau Posko Siaga Kelistrikan Nataru PLN UIP2B Jamali di Depok, Jumat (27/12).
Berikutnya, Tiko juga mengungkapkan sektor logistik dan transportasi laut juga menjadi fokus integrasi besar. Salah satunya adalah integrasi antara Pelindo (Pengelola Pelabuhan) dengan Pelni (Pengelola Feri) dan pengelola kapal laut lainnya.
Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem transportasi yang lebih terorganisir, dengan biaya logistik laut yang lebih efisien dan pelayanan transportasi penumpang yang lebih terintegrasi. Kajian hukum dan ekonomi terkait integrasi ini sedang berlangsung, dan hasil akhir diperkirakan dapat dipublikasikan pada akhir triwulan pertama 2024.
Selain sektor konstruksi dan transportasi logistik, integrasi ketiga yang sedang digagas adalah antara PT INKA (Industri Kereta Api) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
INKA, sebagai produsen kereta api, kini sedang mempersiapkan prototipe kereta rel komuter pertama di Indonesia, yang rencananya akan diluncurkan pada Januari 2024.
Tiko menjelaskan meskipun INKA pada dasarnya adalah produsen, integrasi ini diharapkan bisa memperkuat sinergi antara pengelola kereta api dan produsen kereta itu sendiri, sebagaimana dilakukan oleh negara-negara besar seperti Tiongkok, yang telah berhasil mengintegrasikan pengelola kereta dan pabrik pembuatannya dalam satu ekosistem. Proses integrasi ini masih dalam kajian menyeluruh untuk mengevaluasi kemampuan finansial dan kualitas yang ditawarkan oleh INKA.
Menurutnya tujuan utama dari integrasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing BUMN Indonesia, baik di dalam negeri maupun global.
Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi pengurangan pegawai dalam skema integrasi ini, ia dengan tegas menyatakan bahwa tidak akan ada efisiensi pegawai. Malah, pengalaman sebelumnya dengan integrasi Pelindo dan Angkasa Pura menunjukkan ini justru dapat memperkuat kapasitas dan kompetensi tanpa harus mengorbankan tenaga kerja.
Sebagai contoh, pasca penggabungan Angkasa Pura, kapasitas Bandara Soekarno-Hatta dan Bali meningkat drastis, menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia.
Tiko menambahkan, meskipun sebagian integrasi sudah berjalan, seperti Waskita dan Hutama Karya yang sudah dalam proses penerbitan Peraturan Pemerintah (PP), keputusan akhir tentang struktur penggabungan WIKA dengan PP serta lainnya masih dalam kajian.