wmhg.org – BALIKPAPAN. Nasib proyek strategis nasional (PSN) Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban yang dikelola Rosneft Singapore Pte Ltd akan ditentukan pada Maret 2024. Sampai saat ini, kelanjutan proyek Kilang Tuban masih terkatung-katung.
Masih di dalam pembahasan tadi saya bicara dengan Pertamina akan mereka selesaikan [kepastian dengan Rosneft] di bulan Maret ini, Pertamina dengan Rosneft, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam kunjungan kerja di Balikpapan, Sabtu (14/12).
Bahlil bilang tidak menutup kemungkinan akan membuka peluang mencari calon pemodal yang berniat menggantikan Rosneft di proyek PSN tersebut.
Sebelumnya, Bahlil pernah mengatakan, pemerintah tetap membuka peluang bagi investor baru untuk menggarap proyek Kilang Tuban untuk menggantikan Rosneft.
Kepada pemegang-pemegang konsesi Wilayah Kerja (WK) yang sudah selesai eksplorasi tapi kemudian tidak mau buat plan of development (POD) dan tidak mau berproduksi dalam waktu kurang tertentu sesuai aturan, maka tidak menutup kemungkinan kita kan membuka investor baru karena enggak boleh barang negara dibuat lambat, Enggak boleh, kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (29/11).
Bahlil memastikan pihaknya masih berdiskusi dengan PT Pertamina (Persero) terkait kepastian Rosneft dan bertemu dengan Direktur Utama Pertamina untuk membahas lebih lanjut FID proyek Kilang Tuban.
Untuk diketahui, proyek GRR Tuban ini PT Pertamina menggandeng partner Rusia, Rosneft. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45%. KPI menargetkan FID proyek ini pada kuartal IV-2024.
Kilang dengan nilai Investasi proyek mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun itu dibangun dengan kapasitas pengolahan 300.000 barel per hari yang diperkiraan dapat menghasilkan 30 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per hari untuk jenis gasoline dan diesel.