Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat potensi dari pengolahan kakao menjadi produk jadi yang dijual luas. Menurutnya, hilirisasi kakao ini bisa mengerek pendapatan UMKM dan Koperasi.
Hal ini disampaikan Menteri Teten saat meresmikan pabrik milik PT Rosso Bianco, di Bogor, Jawa Barat. Pemilik brand Pipiltin Cocoa ini bakal memproduksi cokelat untuk pasar domestik maupun ekspor.
Saya kira ini bentuk nyata ekonomi baru karena ada produk baru. Kita punya potensi besar dari sini (kakao) karena sebelumnya kita hanya jual bahan baku mentahnya tapi karena hilirisasi yang dilakukan Pipiltin maka bisa menciptakan produk baru, kata Teten dalam keterangannya, Jumat (26/7/2024).
Dia menjelaskan, saat ini perlu pembenahan rantai pasok dari hulu ke hilir. Utamanya memetakan permasalahan yang dihadapi agar kelak bisa memunculkan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Dia mengantongi data banyak produk pertanian dan perkebunan menghadapi hambatan dalam pengembangannya karena ekosistem yang belum sempurna. Sebagai contoh, produk perkebunan dan pertanian kerap mengalami fluktuasi harga saat panen raya sehingga petani merugi. Kemudian banyaknya tengkulak yang memainkan harga sesuka hati.
Di sisi lain produk pertanian dan perkebunan cukup sulit mempertahankan kualitas dan kuantitas atas hasil produksinya. Hal ini terjadi karena mayoritas petani hanya memiliki lahan garapan yang sempit sehingga semua itu perlu diagregasi dan disatukan dalam wadah koperasi (holding koperasi).
Oleh karena itu petani perlu diagregasi supaya punya skala ekonomi sehingga proses penanaman efisien kemudian produktivitas bisa dinaikkan. Maka dengan model korporatisasi petani melalui koperasi menjadi solusi koperasi agar organisasinya kuat, kata Menteri Teten.