wmhg.org – JAKARTA. Meskipun menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan perubahan preferensi konsumen, OPPO dan Vivo tetap mendominasi pasar smartphone di Indonesia.
Aryo Meidianto, Analis Pasar Smartphone dan Senior Consultant di SEQARA Communications, prospek industri smartphone menjelang akhir 2024 menunjukkan stagnansi, dengan potensi pertumbuhan yang sangat moderat.
Aryo menjelaskan bahwa saat ini industri smartphone menghadapi kondisi stagnan. Pertumbuhan signifikan tampaknya sulit dicapai, terutama karena penurunan daya beli kelas menengah akibat ketidakpastian ekonomi.
Kelas menengah yang selama ini menyumbang sekitar 50% dari total penjualan smartphone, kini mengalami tantangan besar, terutama dalam alokasi anggaran untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti pangan dan kebutuhan pokok lainnya.
Tantangan utama tahun ini meliputi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta pengecilan kelas menengah. Para produsen harus menerima kenyataan bahwa konsumen saat ini lebih berhati-hati dalam memilih perangkat, mencari yang memiliki daya tahan tinggi dan tidak mudah rusak, ujar Aryo kepada KONTAN, Senin (9/9).
Preferensi Konsumen dalam Memilih Smartphone
Menurut Aryo, konsumen Indonesia saat ini cenderung memilih smartphone yang berada di rentang harga 1 hingga 3 juta rupiah. Mereka mengutamakan perangkat yang tahan lama, kuat, dan mampu bertahan lama, terutama dengan dukungan pembaruan perangkat lunak.
Fitur seperti antarmuka yang mudah digunakan dan ketahanan perangkat menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian.
Baca Juga: Strategi OPPO Indonesia Catatkan Penjualan Positif pada Sisa Tahun 2024
Merek dan Inovasi yang Paling Populer
Berdasarkan survei, beberapa merek seperti iPhone, Samsung, OPPO, dan Vivo masih menjadi pilihan utama bagi konsumen Indonesia. OPPO dan Vivo, khususnya, terus memperkuat posisinya di pasar dengan menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan kelas menengah, baik dari segi harga maupun kualitas.
Inovasi-inovasi yang dihadirkan, terutama dalam hal performa baterai dan teknologi pengisian daya cepat, juga turut membantu mempertahankan daya tarik merek-merek ini.
Saat ini, salah satu inovasi yang sangat diinginkan oleh masyarakat namun belum sepenuhnya tersedia adalah baterai berkapasitas besar dengan kemampuan pengisian daya super cepat.
Beberapa produsen asal Tiongkok mulai menawarkan perangkat dengan baterai berkapasitas hingga 7000mAh yang tetap tipis, serta pengisian daya yang mencapai 80 hingga 100 watt, menjawab kebutuhan konsumen akan daya tahan baterai yang lebih lama.
Baca Juga: Vivo V40 5G: Harga Resmi dan Spesifikasi Lengkap
Tren Harga Smartphone di Indonesia
Penjualan smartphone di Indonesia masih didominasi oleh rentang harga 1 hingga 3 juta rupiah, dengan merek-merek seperti Samsung A Series, OPPO A Series, dan Vivo Y Series menguasai pasar di segmen menengah bawah.
Hasil survei menunjukkan bahwa pembeli terbesar datang dari kelompok usia 15 hingga 35 tahun, mencerminkan minat yang tinggi dari generasi muda terhadap teknologi dan inovasi dalam smartphone, tambah Aryo.
Dengan kondisi ekonomi yang penuh tantangan, OPPO dan Vivo berhasil mempertahankan posisinya sebagai pilihan utama konsumen Indonesia. Strategi kedua merek yang fokus pada ketahanan perangkat dan harga yang kompetitif telah terbukti efektif.
Selain itu, survei terbaru yang akan dirilis oleh Reasense diharapkan dapat mengungkap tren terbaru dalam perangkat smartphone foldable, memberikan wawasan lebih dalam tentang arah perkembangan pasar di masa depan.