wmhg.org – JAKART. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) tetap optimis mencatatkan pertumbuhan double digit di tahun 2024. Meski menghadapi tantangan penurunan permintaan rawat inap, perseroan tetap mampu meningkatkan pendapatan bersih.
Berdasarkan laporan keuangan MIKA, hingga kuartal III-2024, MIKA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp873 miliar, meningkat 27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun jumlah pasien rawat inap turun 6,3% akibat penghentian sementara sistem pembayaran cashless oleh beberapa perusahaan asuransi, MIKA berhasil meningkatkan pendapatan bersih menjadi Rp3,61 triliun, naik 14,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kami terus berupaya untuk meningkatkan layanan-layanan unggulan melalui investasi alat medis canggih dan penambahan layanan baru seperti Stroke Center, Onkologi Center, dan layanan unggulan lainnya, ujar Aditya Widjaja, Head of Investor Relations MIKA kepada KONTAN, Jumat (13/12).
Salah satu fokus utama MIKA adalah ekspansi kapasitas rumah sakit, baik secara organik maupun inorganik. Saat ini, MIKA memiliki delapan tabungan lahan yang sudah direncanakan, dengan dua lokasi yang telah melakukan groundbreaking pada Januari dan Juni 2024.
Pembukaan rumah sakit baru dijadwalkan pada 2025. Selain itu, perusahaan juga mengoptimalkan layanan dengan menambah 17 center of excellence di berbagai bidang medis, seperti vaskular, urologi, ortopedi, serta otak dan tulang belakang.
MIKA juga telah mulai memasuki layanan onkologi dengan membuka dua radioterapi center dan merencanakan penambahan fasilitas PET-CT dan SPECT-CT untuk melengkapi layanan onkologi mereka.
Salah satu pencapaian penting adalah pembukaan Stroke Center yang baru, yang telah meraih Diamond Award dari World Stroke Organization, penghargaan tertinggi untuk layanan stroke.
Stroke adalah area layanan yang sangat potensial, terutama di Indonesia. Kami fokus pada peningkatan layanan stroke domestik, dengan fasilitas medis yang lebih lengkap seperti biplane di Mitra Keluarga Surabaya, kata Aditya.
Mitra Keluarga juga terus memperluas jangkauan layanan BPJS/JKN. Saat ini, 20 dari 30 rumah sakit MIKA sudah menjadi penyedia layanan BPJS, meskipun kontribusi pendapatan dari BPJS mengalami penurunan menjadi 15% dari 18% tahun lalu. Penurunan ini diimbangi dengan peningkatan tajam pendapatan dari pasien asuransi dan perusahaan.
Aditya menambahkan bahwa MIKA juga berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional, salah satunya dengan menambah kapasitas tempat tidur rumah sakit. Pada tahun ini, MIKA menargetkan penambahan 250-300 tempat tidur, yang berkontribusi sekitar 5% – 6% dari kapasitas total saat ini.
Hingga kuartal ketiga 2024, MIKA telah menyerap sekitar Rp518 miliar dari total anggaran belanja modal (capex) sebesar Rp1 triliun. Perusahaan mengalokasikan sebagian besar capex untuk pembangunan rumah sakit baru, peremajaan alat medis di rumah sakit eksisting, serta renovasi fasilitas rumah sakit.
Sampai kuartal ketiga total capex yang sudah diserap sekitar 518 M dari target 1T, kemungkinan hingga akhir tahun capex akan sekitar 700-800 M sebagian besar untuk pembangunan RS baru, peremajaan alat medis di RS Exisiting, dan juga renovasi RS exisiting, pungkasnya.