wmhg.org – BANDANGDAJA. PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), bagian dari Zona 1 Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mencatat dapat menghasilkan 11 varietas tanaman dari pembudidayaan yang dilakukan di Desa Bandangdaja, Bangkalan, Jawa Timur.
Fitri Erika Sr Manager Relations Regional 4 PHE WMO mengatakan bahwa jenis tanaman yang dibudidayakan di antaranya adalah cabe colombus, bunga kol, tomat, sawi, semangka, blewah serta melon.
Budidaya melon juga dilakukan dengan sistem Machida, satu tanaman bisa menghasilkan hingga 15-20 buah.Â
Di Desa Bangkalan ini kami bersama-sama dengan warga menemukan teknologi tepat guna untuk mengatasi lahan kritis di daerah pesisir sehingga dapat ditanami di lahan pertanian, paparnya saat ditemui di gelaran Panen Raya di Bandandaja, Jawa Timur, Selasa (15/10).Â
Ia menuturkan sejak dua tahun terakhir, perusahaan bersama dengan masyarakat berupaya inovasi agar dapat menanami lahan dengan tanaman produktif.
Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga memberikan inspirasi kepada penduduk untuk menggunakan bahan sisa dapur sebagai pupuk organik.Â
Fitri Erika menambahkan, Perusahaan juga lakukan dukungan baik dari sisi operasional dan juga pemasaran. PHE WMO berharap kegiatan ini dapat terus berjalan dan berkelanjutan di masa depan.Â
Asal tahu saja, pengelolaan program ini dilakukan bersama dengan Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera sebanyak 15 orang dengan memanfaatkan 1 hektar area demplot pertanian atau kebun percontohan.Â
Sebagai upaya memanfaatkan sumber air untuk pertanian secara bijak dilakukanlah instalasi sistem irigasi tetes dan pengolahan lahan menggunakan serabut kelapa untuk membantu penghematan air. Serabut kelapa ini sebelumnya dibuang dan dibakar, tetapi sekarang menjadi media tanam sehingga air tidak ngerembes dan tidak menguap, imbuhnya.Â
Selain pengolahan lahannya, dalam proses perawatan tanaman, kelompok juga melakukannya secara organik. Desa Bandangdaja yang hampir 80% penduduknya memiliki hewan ternak memiliki masalah banyaknya kotoran hewan yang tidak dioptimalkan sehingga menjadi pencemaran udara.Â
Selanjutnya PHE WMO melakukan kegiatan pelatihan kepada kelompok untuk membuat produk penunjang pertanian dari limbah mulai dari kompos, pupuk organic cair (POC) dan mikroorganisme lokal (MOL). Dengan adanya produk penunjang pertanian mampu mencegah atau mengurangi potensi gagal panen.
Selain beberapa tanaman yang telah disebutkan sebelumnya, dalam programini baik warga dan PHE WMO juga memproduksi kacang, terigu dan bumbu kacang. Hal ini dilakukan untuk mengambil momentum msim panen yang ada.Â
Khawatir karena ada beberapa momentum masa panen, maka kami mencoba memproduksi kacang kribo dan bumbu kacang. Sementara produk lain masih dalam tahap pengujian, paparnya.Â