wmhg.org – JAKARTA. Prospek investasi di industri minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dinilai masih menjanjikan, seiring dengan proyeksi permintaan global yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2029. Hal ini dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang ditetapkan oleh pemerintahan baru.
Praktisi migas, Hadi Ismoyo, menyatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan migas yang besar, dengan 128 cekungan migas, namun baru 20 cekungan yang berproduksi. Dari 20 cekungan tersebut, 8 cekungan sudah dibor dan ditemukan cadangan migas, namun belum berproduksi.
Selain itu, terdapat 19 cekungan yang terindikasi memiliki hidrokarbon, sementara 68 cekungan lainnya belum dieksplorasi.
Menurut Hadi, hal ini menciptakan peluang besar untuk menemukan cadangan baru yang dapat meningkatkan produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Namun, diperlukan langkah eksplorasi yang berani untuk mencari sumber daya baru guna menggantikan cadangan yang sedang diproduksi.
Pihak yang berani melakukan eksplorasi masif di masa lalu umumnya adalah perusahaan migas asing, ujarnya dalam keterangannya seperti dikutip, Minggu (20/10).
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas data eksplorasi dan promosi kepada investor asing, serta konsistensi regulasi untuk menarik investasi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan regulasi baru terkait kontrak bagi hasil migas, yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2024, yang menggantikan peraturan sebelumnya.
Beleid ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik investasi dengan menyederhanakan parameter bagi hasil bagi kontraktor, dari 13 menjadi hanya 5 parameter.
Bagi hasil kontraktor juga bisa mencapai 75% – 95%, terutama di Wilayah Kerja Migas Non Konvensional yang lebih menarik dengan porsi bagi hasil hingga 93%-95% di awal.
Dari sisi infrastruktur, Kementerian ESDM sedang membangun proyek pipa gas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II sepanjang 245 kilometer.
Proyek ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 100%. Selain itu, proyek ini akan mendukung ketahanan energi nasional dan memberikan manfaat bagi industri di sepanjang jalur pipa.
Kementerian ESDM juga tengah mempersiapkan pembangunan pipa gas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Proyek ini akan menghubungkan Jawa Timur hingga Sumatra, meningkatkan pemanfaatan gas domestik.
Diperkirakan proyek Cisem akan menambah 300.000 sambungan rumah tangga (SR) jaringan gas kota, sementara Dumai-Sei Mangke akan menambah 600.000 SR.