wmhg.org – JAKARTA. PT Rekayasa Industri (Rekind) telah menyelesaikan first firing pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok FTP – 2 yang berkapasitas 2X50 Megawatt (MW), di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB, pada 30 Agustus 2024.
Keberhasilan itu menandai kemajuan signifikan progres pekerjaannya dalam pembangunan PLTU yang dirancang untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di wilayah NTB tersebut.
First firing merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam pengoperasian PLTU. Pada tahapan ini dilakukan uji coba proses pembakaran pertama kali pada burner (ruang bakar) boiler PLTU, menggunakan bahan bakar minyak high speed diesel (HSD).
Melalui aktifitas ini akan dihasilkan uap pada boiler untuk pertama kalinya, yang kemudian dimanfaatkan untuk proses pembersihan saluran pipa uap atau steam blow, sampai kualitas uap bersih sebelum akhirnya masuk ke turbin.
“First firing di PLTU Lombok FTP – 2 merupakan milestone penting menuju penyelesaian pengerjaan proyek. Kami berkomitmen untuk melanjutkan tahapan lainnya dengan kinerja yang terbaik guna upaya memastikan keberhasilan proyek ini sesuai dengan target dan harapan kita bersama,” ungkap Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih dalam keterangan resminya, Minggu (1/9).
Apalagi, PLTU Lombok FTP – 2 yang dirancang dengan kapasitas total mencapai 2 x 50 MW ini akan memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta penyediaan energi yang andal di Nusa Tenggara Barat.
Ia bilang, dengan teknologi mutakhir yang dikembangkan Rekind dan standar lingkungan yang ketat, proyek ini diharapkan dapat beroperasi dengan efisiensi tinggi dan ramah lingkungan.
Untuk diketahui, sebelum memasuki tahapan first firing, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap peralatan pendukung seperti cooling system, fan system, fuel oil system, dan instrument system.
Keberhasilan seluruh tahapan hingga first firing merupakan gerbang untuk memasuki proses komisioning sistem PLTU berikutnya, yaitu coal firing dan synchronization (sinkronisasi) dengan sistem kelistrikan.
Triyani mengatakan, pihaknya menargetkan sampai dengan akhir 2024, pelaksanaan seluruh kegiatan proyek akan mencapai 94,68%.
Keberhasilan first firing ini merupakan bukti dari dedikasi dan keahlian Rekind dalam melaksanakan proyek-proyek energi skala besar di Indonesia. Kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa proyek ini selesai sesuai jadwal dan memenuhi semua ekspektasi pemangku kepentingan, jelas Yani.