wmhg.org – JAKARTA. Usai penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) makin optimistis crtak kinerja moncer di tahun 2025.
Asal tahu saja, RATU resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini (8/1). RATU menjadi perusahaan ketiga yang tercatat di BEI pada tahun 2025.
Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti mengatakan, IPO ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan, meningkatkan akses pendanaan, serta memperluas jaringan bisnis perseroan.
RATU pun menargetkan bisa meraih pertumbuhan pendapatan double digit di tahun 2025.
“Mudah-mudahan iya (pertumbuhan pendapatan double digit),” ujarnya saat ditemui pasca IPO, Rabu (8/1).
Selain itu, RATU menargetkan peningkatan produksi minyak dan gas (migas) di wilayah kerja (WK) Cepu & Jabung bisa meningkat. Namun, peningkatan produksi ditargetkan baru terjadi di tahun 2026.
“Tahun ini produksinya sama dengan produksi di tahun 2024,” tuturnya.
Sinta mengatakan, tambahan produksi dari Blok Cepu bisa dicatat tahun depan seiring dengan kegiatan eksplorasi lanjutan lewat program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC).
Program eksplorasi BUIC itu diperkirakan bakal menambah lifting minyak mencapai sebesar 49,92 MMSTB hingga 2034.
“Memang akan ada pengembangan, karena mereka sedang akan drilling sumur-sumur baru,” katanya.
RATU Chart by TradingView
Melansir prospektusnya, RATU menawarkan 543,10 juta saham biasa. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO. Harga yang dipasang dalam hajatan ini sebesar Rp 1.150 per saham.
Adapun jumlah itu terdiri dari 190,53 juta saham baru yang dikeluarkan oleh RATU atau setara dengan 7%. Sementara 352,95 juta saham merupakan saham milik RAJA dalam rangka divestasi atau setara 13%.
Dus, emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi ini mengantongi sekitar dana Rp 624,46 miliar. Ini terdiri dari Rp 218,56 miliar dari saham baru dan Rp 405,90 miliar dari penawaran saham divestasi.
Adapun dana hasil penawaran saham baru yang diterbitkan RATU akan dipinjamkan ke anak usahanya, yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung, sebesar Rp 157,36 miliar untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call.
Kemudian sekitar Rp 34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi RATU, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana untuk mendukung kegiatan operasional berupa pembayaran cash call.
“Alokasi dana di Blok Cepu akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produksi minyak. Sementara, alokasi untuk Blok Jabung difokuskan pada pengembangan cadangan migas dan keberlanjutan operasional blok tersebut,” papar Sinta.
Sementara itu hasil penjualan saham divestasi akan sepenuhnya diberikan kepada RAJA. Dengan demikian, RATU tidak akan menerima hasil dari penjualan saham divestasi tersebut.
“Penggunaan dana ini mencerminkan komitmen kami dalam berkontribusi pada pengembangan energi nasional sekaligus memperkuat posisi perusahaan di industri energi,” ungkapnya.
Per Juni 2024, RATU mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 27,95 juta. Raihan pendapatan itu naik dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 11,51 juta.
Adapun, laba bersih RATU sebesar US$ 7,39 juta pada semester I 2024, naik dari raihan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 6,14 juta.