Jakarta Pemerintah Indonesia sedang menunggu keputusan para menteri keuangan dalam Presidensi G20 di Brasil mengenai ketetapan tarif pajak sebesar 2 persen bagi orang terkaya alias miliarder.
Hal itu disampaikan Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Disisi lain, Pemerintah Indonesia juga akan memantau implikasi dari kebijakan pengenaan tarif pajak 2 persen yang akan dibahas di Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Hal itu sejalan dengan kondisi Indonesia yang saat ini dalam proses aksesi menjadi anggota OECD.
“Saya belum dengar (implementasi) ini. Tapi kalau nanti ada implikasi terkait dengan pemenuhan standar apalagi dengan OECD, pasti akan langsung kita follow up karena di tim nasional OECD untuk yang fiscal policy itu koordinatornya juga Bu Menkeu (Sri Mulyani), kata Susiwijono.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Susi ini mengatakan bahwa pihaknya belum mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kebijakan tersebut.
Sebagai informasi, saat ini masih berlangsung pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) di bawah Presidensi G20 Brasil di kota Rio de Janeiro.
Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati turut menghadiri pertemuan tersebut. Namun, pada awal pertemuan masih membahas terkait pandemic fund.
Sri Mulyani menilai, pandemic Fund merupakan inisiatif dan milestone dari Presidensi G20 Indonesia pada 2022 mengumpulkan lebih dari USD 2 miliar dari 47 donor dan telah mendanai 19 proyek di 37 untuk Persiapan dan Reapons Pandemi diantaranya di Bhutan, Ethiopia, Kamboja, Mongolia, termasuk India.