wmhg.org – JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya secara resmi meluncurkan produk derivatif terbarunya, yakni Kontrak Berjangka Saham (KBS) alias Single Stock Futures (SSF) pada Selasa (12/11).
Pada perdagangan perdana ini, terjadi transaksi sebesar 149 kontrak dengan nilai Rp 84,8 juta. Sementara untuk secara tahun berjalan ini, terdapat transaksi 1.107 kontrak dengan nilai Rp 799,9 juta.
Bagi investor yang ingin bertransaksi Single Stock Futures dapat membuka rekening derivatif di perusahaan sekuritas yang telah memperoleh izin sebagai anggota bursa derivatif.
Sekadar mengingatkan, Single Stock Futures tidak diperuntukan bagi investor pemula. Produk anyar ini memang menyasar investor, khususnya trader yang aktif bertransaksi dan memiliki jam terbang yang tinggi.
Mereka adalah PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT Phintraco Sekuritas. Adapun lisensi derivatif Ajaib Sekuritas dan Phintraco Sekuritas baru efektif sejak 7 November 2024.
Binaartha Sekuritas sendiri sudah lebih dahulu mengantongi izin sebagai anggota bursa derivatif sejak 22 Juli 2024. Sebenarnya, transaksi Single Stock sudah dimulai sejak lisensi Binaartha Sekuritas aktif.
Nah, ada lima saham yang ditetapkan sebagai underlying atau aset dasar, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Tiap-tiap saham memiliki tiga periode kontrak, yaitu satu bulan, dua bulan dan tiga bulan. Dengan demikian, ada 15 seri Single Stock Futures yang bisa ditransaksikan investor di pasar derivatif.
Firza Rizqi Putra, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia 1 menjelaskan sampai akhir tahun ini, BEI masih akan fokus untuk menggencarkan edukasi dan sosialisasi atas produk anyar ini.
Untuk tahun depan, kami menargetkan ada transaksi sebesar 1 juta kontrak. Sementara untuk target nasabah, harapannya bisa mencapai 5% dari total investor saham yang ada, kepada Kontan, Selasa (12/11).
Target itu juga bakal didukung oleh penambahan anggota bursa derivatif. Firza menuturkan di sisa tahun ini, dalam pipeline BEI ada satu sekuritas yang sedang berproses yaitu PT Trust Sekuritas.
Bahkan, Firza bilang tahun depan pasar derivatif akan diramaikan oleh sekuritas asing. Setidaknya secara keseluruhan, dalam pipeline BEI masih ada sekitar 12–13 anggota bursa yang sedang berproses.
Sebagai anggota bursa derivatif, Binaartha Sekuritas dan Phintraco Sekuritas juga turut aktif untuk bisa mencapai target yang dicanangkan BEI. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi supaya bisa menjaring lebih banyak investor.
Presiden Direktur Phintraco Sekuritas Ferawati menjelaskan sejak resmi memperoleh lisensi derivatif, sudah ada beberapa nasabah eksisting Phintraco Sekuritas yang akhirnya membuka rekening derivatif.
Kami harapkan mungkin investor derivatif bisa di atas 1.000 karena kami juga ada beberapa di kota besar, yang akan kami jadikan galeri edukasi untuk Single Stock Futures, jelasnya.
Ferawati sendiri belum menetapkan target transaksi Single Stock Futures terhadap keseluruhan perdagangan di Phintraco Sekuritas, sebab pihaknya masih menunggu perkembangan likuiditas di pasar derivatif.
Adi Indarto Hartono, Direktur Utama Binaartha Sekuritas menambahkan pihaknya lebih gencar melakukan sosialisasi di luar Jakarta. Dia bercerita selama melakukan edukasi, sudah banyak investor yang terjaring.
Sampai saat ini, Binaartha Sekuritas sudah memiliki sekitar 200 nasabah investor derivatif. Memang angkanya masih kecil, mengingat produk Single Stock Futures masih seumur jagung tapi dia berharap pasar derivatif akan semakin berkembang.
Sarana untuk hedging
Selain untuk memperoleh keuntungan, Single Stock Futures juga bisa dijadikan sebagai sarana lindung nilai alias hedging. Artinya, investor bisa meminimalisir kerugian dalam keranjang investasinya.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik berharap dengan diluncurkannya Single Stock Futures, investor dapat memanfaatkannya sebagai alternatif produk investasi.
“Investor dapat mengoptimalkan keuntungan investasinya dengan Single Stock Futures melalui capital gain dan dapat menjadi hedging saat pasar sedang bearish, ucapnya.
Setali tiga uang, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, tentunya kehadiran produk derivatif baru akan menambah keragaman produk yang ada di bursa Tanah Air atau memperluas produk.
Dan mestinya berefek positif terhadap likuiditas pasar. Ini juga bisa menjadi sarana hedging untuk investor sekaligus spekulan untuk yang risk taker atau agresif, kata Budi.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menimpali dengan bervariasinya pilihan produk derivatif, ini bisa memperkaya strategi investor dan traders untuk menerapkan strategi hedging ketika pasar sedang berfluktuatif kencang.