wmhg.org – PT Surveyor Indonesia kembali menggelar penjurian I-SIM for Cities terhadap kota-kota di Indonesia yang menggagas program pembangunan keberlanjutan (SDG\’s). Penilaian ini, sebagai bagian pemerintah kota (pemkot) unjuk gigi membeberkan program SDG\’s-nya.
Direktur PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna mengatakan, ini merupakan kali kedua gelaran penjurian terhadap program SDG\’s untuk pemkot.
Cukup Bagus (program SDG\’s) pemkot. Kami melakukan pendampingan, di mana program yang digagas Pemkot bisa berjalan. Dan ini cukup bagus kalau dilihat dari pertumbuhan ekonominya, dan program yang disampaikan itu berkelanjutan, ujarnya di Kantornya, Kamis (19/9/2024).
I-SIM for Cities merupakan kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas, PT Surveyor Indonesia, dan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) yang telah berjalan sejak 2022. I-SIM for Cities tahun ini diikuti oleh 76 dari total 94 kota di seluruh Indonesia, meningkat sebanyak 6 kota dari gelaran sebelumnya.
Antusiasme keikusertaan pemerintah kota menunjukkan bahwa komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan bukanlah euforia satu-dua kali, namun upaya serius yang holistik dan berfokus pada continuous improvement, imbuh Sandry.
Selain menjadi wadah pengungkapan data dan aksi pengukuran capaian SDG Kota melalui pemeringkatan, pemerintah kota dapat memanfaatkan kesempatan mengikuti I-SIM for Cities untuk pengembangan kapabilitas terhadap standar nasional dan global, wadah saling belajar dan berbagi pengalaman antara kota, mendapatkan rekognisi dan apresiasi sebagai kota berkelanjutan, dapat menunjukkan daya tarik ESG (Environment, social, government) dan TJSL (Tanggung jawab sosial dan lingkungan) dari kota tersebut.
Sehingga berpeluang membuka peluang kolaborasi multipihak, menjadi faktor pendukung peningkatan perekonomian daerah dan peluang investasi yang berkelanjutan, serta hasil dari I-SIM dapat menjadi acuan dan rekomendasi dalam penyusunan rencana strategis daerah.
Dampak dari I-SIM for Cities tersebut kemudian didukung oleh komitmen dari Kementerian BUMN, yang menyuarakan dorongan akan kolaborasi multi-pihak untuk meningkatkan capaian pembangunan berkelanjutan.
Bagaimana kemudian kegiatan ini menjadi komponen dari peningkatan dampak, khususnya pada TJSL, sebagai pemandu kolaborasi sehingga dampak dari program regional dan program TJSL dapat ditingkatkan secara berlipat-lipat, kata Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono.
Apresiasi juga dari kami, karena hal ini menjadi inovasi kebijakan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang harus kita capai di 2030. Keunikan dari kegiatan ini tentu slogan no one left behind yang menjadi motivasi serta menimbulkan antusiasme dari kota-kota yang berpartisipasi, tambah Edi.