wmhg.org – JAKARTA. PT Bukalapak.com, pionir e-commerce Indonesia, mengumumkan keputusan penting untuk menghentikan penjualan barang fisik pada tahun 2025. Lalu, bagaimana nasib saham BUKA yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
Langkah ini mencerminkan semakin ketatnya persaingan di pasar e-commerce Indonesia, yang kini didominasi oleh pemain-pemain besar internasional seperti TikTok Shop dari ByteDance Ltd. dan Shopee dari Sea Ltd.
Dalam pernyataan resminya, Bukalapak menyebutkan bahwa perusahaan akan fokus pada penjualan produk virtual seperti pulsa ponsel dan token listrik. Mulai 9 Februari, pembeli tidak akan lagi dapat memesan barang fisik, dan pembelian yang belum diproses pada awal Maret akan dibatalkan.
Menurut Muhammad Farras Farhan, analis dari Samuel Sekuritas di Jakarta, langkah Bukalapak untuk hanya menjual barang virtual bukanlah strategi yang terencana, melainkan sebuah seruan untuk bertahan hidup.
Bukalapak kini sedang menghadapi restrukturisasi bisnis besar-besaran, ujar Farhan.
Pada kuartal ketiga hingga September, pendapatan Bukalapak tercatat mengalami penurunan sebesar 15%, berdasarkan data yang disusun oleh Bloomberg.
Pendukung terbesar Bukalapak adalah GIC Pte dan Archipelago Investment Pte dari Singapura.
Tonton: Rumah Di Bawah Rp 2 M Akan Bebas PPN