wmhg.org – JAKARTA. Harga emas global mencapai kenaikan tertinggi lebih dari sebulan pada Jumat (17/1). Lonjakan harga emas turut memoles harga emas Aneka Tambang (Antam) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH).
Dikutip dari situs Logam Mulia, Jumat (17/1), harga emas Antam pecahan satu gram berada di level Rp 1.594.000, naik sebesar Rp 17.000 dibandingkan perdagangan kemarin yang sebesar Rp 1.577.000 per gram.
Sedangkan harga emas di pasar spot bertahan mendekati level tertinggi dalam lima pekan di kisaran US$ 2.718 per ons troi, Jumat (17/1).
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan, emas kian menarik sejalan dengan prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan berlanjut tahun ini.
Pasar menilai, arah kebijakan Fed akan lebih lunak, menyusul data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.
Di sisi lain, Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva mengatakan, ketidakpastian terkait kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump, yang sebelumnya berjanji memberlakukan tarif perdagangan tinggi, memunculkan kekhawatiran inflasi.
Jika kebijakan tarif Trump diterapkan, harga emas bisa dapat dorongan tambahan sebagai aset lindung nilai, ujarnya.
Analis PT Finex Bisnis Solusi Future, Brahmantya Himawan menambahkan, keputusan Bank Indonesia (BI) dinilai sangat berani dengan memangkas suku bunga, saat The Fed masih menunda pemangkasan. Hal ini dapat mendorong investor menyimpan kekayaan dalam bentuk emas.
Emas masih akan menguat. Disarankan menabung emas dan mencicil fisik maupun non fisik, kata Bram.
Nanang menilai, harga emas berpotensi menguat hingga US$ 3.000 per ons troi di tahun 2025. Sedangkan harga emas Antam masih akan terus berpotensi naik lebih tinggi dari Rp 1.500.000 per gram.
Di situasi ini, pembelian emas sebaiknya bertahap. Investor bisa melakukan pembelian secara kecil. Jika ada fluktuasi harga yang lebih rendah, bisa buyback kembali.