wmhg.org – JAKARTA. Pasar saham makin lunglai dengan posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun 1,29% ke level 7.214,56 pada Kamis (14/11).
Di tengah situasi pahit tersebut, musim pembagian dividen interim bisa menjadi pemanis bagi para investor.
Catatan Kontan.co.id, setidaknya masih ada 12 emiten yang bakal membagi dividen interim dengan jadwal cum dividen pada besok (15/11) hingga pekan depan.
Berikut daftar emiten, besaran dividen interim dan jadwal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi:
1. PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KMDS)
Total nilai dividen: Rp 12 miliar
Dividen per saham: Rp 15 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 15 November 2024
2. PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO)
Total nilai dividen: Rp 29,2 miliar
Dividen per saham: Rp 5 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 15 November 2024
3. PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT)
Total nilai dividen: Rp 5,62 miliar
Dividen per saham: Rp 3 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 18 November 2024
4. PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII)
Total nilai dividen: Rp 47,06 miliar
Dividen per saham: Rp 5 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 19 November 2024
5. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Total nilai dividen: Rp 6,16 triliun
Dividen per saham: Rp 50 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 20 November 2024
6. PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)
Total nilai dividen: Rp 90,01 miliar
Dividen per saham: Rp 200 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 20 November 2024
7. PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)
Total nilai dividen: Rp 123,84 miliar
Dividen per saham: Rp 12 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 21 November 2024
8. PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)
Total nilai dividen: Rp 47,96 miliar
Dividen per saham: Rp 7 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 21 November 2024
9. PT Formosa Ingredient Factory Tbk (BOBA)
Total nilai dividen: Rp 2,31 miliar
Dividen per saham: Rp 2 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 21 November 2024
10. PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO)
Total nilai dividen: Rp 94,5 miliar
Dividen per saham: Rp 35 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 21 November 2024
11. PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN)
Total nilai dividen: Rp 320,30 miliar
Dividen per saham: Rp 45 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 22 November 2024
12. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
Total nilai dividen: Rp 400,33 miliar
Dividen per saham: Rp 190 per saham
Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 22 November 2024.
Rekomendasi Saham
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai pembagian dividen interim cukup menarik dan sejauh ini mencerminkan kinerja emiten per kuartal III-2024. Hendra bilang, sebagian besar emiten pembagi dividen interim memiliki performa keuangan yang stabil.
Secara historis, umumnya emiten membagikan dividen pada akhir tahun agar bisa menarik minat investor. Hanya saja, tekanan dari tren pelemahan IHSG saat ini cukup memengaruhi sikap dan ekspektasi para pelaku pasar, sehingga sejumlah saham pembagi dividen tidak bergerak signifikan.
Secara umum, dividen interim ini masih sesuai dengan ekspektasi pasar. Tetapi apresiasi harga belum sepenuhnya terefleksikan secara merata pada semua saham, kata Hendra kepada Kontan.co.id, Kamis (14/11).
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas sepakat, respon pasar terhadap musim pembagian dividen interim kali ini cenderung datar lantaran sentimen negatif yang sedang membayangi pasar lebih kuat.
Pelaku pasar masih cenderung wait and see, menunggu momentum yang tepat untuk beli saham yang akan magi dividen menjelang cum date, terang Sukarno.
Meski begitu, ada juga saham yang harganya terdongkrak oleh sentimen pembagian dividen. Contohnya SKRN yang harga sahamnya melonjak hingga ke level auto rejection atas, melejit 24,60% ke posisi Rp 466 per saham pada Kamis (14/11).
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, tren pelemahan IHSG seperti saat ini merupakan salah satu tantangan dan risiko dalam berinvestasi di pasar saham. Terutama bagi investor dengan durasi waktu (time frame) jangka pendek.
Sebagai strategi mengurangi risiko, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk memperpanjang time frame, sehingga tidak terlalu terganggu oleh fluktuasi pasar jangka pendek. Namun, tidak semua saham bisa diperlakukan sebagai pilihan investasi jangka panjang.
Pelaku pasar pun mesti selektif memilih saham dengan prospek pertumbuhan kuat dan konsisten mencetak profit. Salah satu bukti konsistensi profitabilitas dari suatu emiten adalah dengan membagikan dividen. Bagi para investor jangka panjang tentu besaran dividen ini akan diperhitungkan, kata Pandhu.
Dus, emiten dengan yield dividen yang besar di atas 5% akan menambah daya tarik di mata investor. Di antara emiten pembagi dividen interim kali ini, Pandhu menilai SPTO, TOTO dan SKRN menawarkan yield yang cukup menarik. Sebagai rekomendasi, Pandhu memilih saham SPTO untuk target harga Rp 760 per saham.
Sukarno juga melirik saham SKRN, SPTO dan TOTO. Sukarno menyarankan trading buy untuk ketiga saham tersebut, dengan target harga masing-masing di level Rp 500, Rp 685 – Rp 695 dan Rp 246 – Rp 250 per saham.
Sementara itu, Hendra mengingatkan agar pelaku pasar berhati-hati terhadap dividend trap atau penurunan harga yang drastis setelah ex. date. Hendra pun menyarankan saham yang punya fundamental kuat, dengan merekomendasikan BBCA untuk target harga Rp 10.500 per saham.