wmhg.org – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hampir 2% pada perdagangan sesi pertama Senin (5/8). Mengutip RTI, indeks terkoreksi 1,99% atau 145,523 poin ke level 7.162,60.
Tercatat 473 saham turun, 116 saham naik, dan 188 saham stagnan. Total volume perdagangan 13,04 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 6,03 triliun.
Sebanyak 10 indeks sectoral memerah di sesi perdagangan pagi. Tiga sector dengan penurunan terdalam yakni; IDX-Basic 2,62%, IDX-Energy 2,58%, dan IDX-Industry 2,32%.
Saham-saham top losers LQ45:
– PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 5,25% ke Rp 1.445
– PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) turun 4,24% ke Rp 565
– PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) turun 3,92% ke Rp 2.450
Saham-saham top gainers LQ45:
– PT Bank Jago Tbk (ARTO) naik 1,11% ke Rp 2.740
– PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 0,74% ke Rp 2.730
– PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) stabil di level Rp 6.100
AKRA Chart by TradingView
Pasar Asia-Pasifik melanjutkan aksi jual dari minggu lalu, dengan saham Jepang mengonfirmasi pasar yang lesu. Sementara investor menunggu data perdagangan utama dari Tiongkok dan Taiwan minggu ini, serta keputusan bank sentral dari Australia dan India.
Pasar Jepang memimpin kerugian di kawasan tersebut karena Nikkei 225 dan Topix turun lebih dari 8%. Perusahaan dagang kelas berat seperti Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo dan Marubeni semuanya anjlok sekitar 10%.
Nikkei dan Topix telah jatuh lebih dari 20% dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli.
Penurunan hari Senin mengikuti kekalahan hari Jumat ketika Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5% dan 6%.
Indeks Topix yang lebih luas mencatat hari terburuknya dalam delapan tahun, sementara Nikkei mencatat hari terburuknya sejak Maret 2020.
Dalam perdagangan hari Senin, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 143,40.
Sektor jasa Tiongkok berkembang lebih cepat pada bulan Juli, dengan indeks manajer pembelian negara tersebut naik menjadi 52,1 pada bulan Juli, naik dari 51,2 pada bulan Juni.
Survei Caixin mengatakan percepatan pertumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan bisnis baru yang lebih cepat, didukung oleh perbaikan berkelanjutan dalam kondisi permintaan yang mendasarinya dan perluasan penawaran layanan.
Indeks acuan Taiwan, Indeks Taiwan Weighted, turun hampir 8%, sementara S&P/ASX 200 Australia turun 3,05%.
Bank Sentral Australia memulai pertemuan kebijakan moneter dua harinya pada hari Senin. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap pada 4,35%, tetapi pasar akan memantau pernyataan kebijakan moneter untuk kejelasan apakah RBA masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
Kospi Korea Selatan turun 6,66% dan Kosdaq turun 6,78%.
Indeks Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan terkecil di Asia, turun 0,22%. Sementara CSI 300 Tiongkok daratan naik 0,24%, satu-satunya indeks utama yang berada di wilayah positif.