Jakarta – PT Pegadaian mengungkapkan naiknya harga emas tidak berpengaruh besar pada kinerja Pegadaian. Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan memperkirakan kontribusi kenaikan harga emas hanya sekitar 5-7 persen dalam mendorong kinerja Pegadaian.
Damar menuturkan, ketika harga emas naik ada tantangan yang dihadapi Pegadaian. Salah satunya adalah omset bisa turun seperti yang terjadi pada 2022 karena ketika harga emas naik masyarakat tidak mau menggadai, cenderung maunya menjual, karena harga emas tinggi. Hal ini membuat Pegadaian harus menyesuaikan harga emas.
BACA JUGA: Meneropong Harga Emas di Tengah Sentimen Pertemuan The Fed, Naik atau Turun?
BACA JUGA: Investasi Emas atau Dolar AS: Mana yang Lebih Menguntungkan?
BACA JUGA: Harga Emas Antam Naik Rp 10.000 Hari Ini, Nyesel Enggak Beli Kemarin?
BACA JUGA: Harga Emas Berkilau Digosok Pelemahan Data Ekonomi AS
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juli 2024, Lebih Murah dari Kemarin!
-
Harga Emas Merosot Dampak Penguatan Dolar AS
-
Kenaikan Harga Emas Antam Tak Terbendung, Hari Ini Tambah Rp 6.000
Harga emas memang naik 16,9 persen. tapi kami mengambilnya enggak maksimal. kami juga harus mitigasi risiko di sini,” kata Damar dalam Overview Kinerja Keuangan Semester I PT Pegadaian Tahun 2024, Selasa (30/7/2024).
Damar menambahkan, ketika harga emas naik, Pegadaian tidak bisa serta merta mengikuti harga emas naik. Karena jika mengikuti harga emas terus, suatu saat ketika harga emas turun Pegadaian bisa terdampak risikonya.
Harga emas naik 16,9 persen, kita enggak mau ngikutin harga emas itu karena emas itu lagi kondisi saat ini kita bisa mempunyai prediksi harga emas volatilitinya tinggi banget, jangan sampai nanti tinggi, tahu-tahu turun itu perlu risko lagi. Jadi kalau menjawab secara ringkas 5 sampai 7 persen kontribusi untuk kinerja kami,” pungkasnya.
Dalam merespons kenaikan harga emas ini, Pegadaian menerapkan Standar Taksiran Logam (STL) harian dan menggunakan Customer rating untuk Loan to Value (LTV) gadai.