wmhg.org – Harga emas kembali turun dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Senin (5/8).
Aksi ambil untung mengalahkan dukungan dari meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed di tengah kekhawatiran resesi AS, menyebabkan penjualan besar-besaran di pasar keuangan global.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,4% menjadi US$2.433,74 per ons troi pada pukul 07:21 GMT. Bullion sempat turun 1% di awal sesi sebelum naik hingga 0,7%.
Sedangkan, emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi US$2.475,30.
Ada beberapa aksi ambil untung yang terjadi sementara pedagang mencoba menilai seberapa agresif The Fed mungkin bertindak pada bulan September terkait besarnya pemotongan suku bunga, kata Tim Waterer, chief market analyst di KCM Trade.
Pasar sedang berfluktuasi mengenai prospek ekonomi AS dan apakah pemotongan suku bunga akan datang cukup cepat dari The Fed.
Data pada hari Jumat (3/8) menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS pada bulan Juli tidak memenuhi ekspektasi, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%.
Hal ini menunjukkan kemungkinan kelemahan di pasar tenaga kerja dan kerentanan yang lebih besar terhadap resesi.
Pasar saham merosot dan obligasi menguat di Asia karena kekhawatiran resesi AS membuat investor lari dari aset berisiko.
Pedagang memperkirakan lebih dari 70% kemungkinan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, dibandingkan dengan 11,5% kemungkinan seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang bullion yang tidak menghasilkan.
Investor juga mengamati dengan cermat konflik di Timur Tengah, dengan Pentagon mengumumkan bahwa militer AS akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan terhadap ancaman dari Iran dan sekutunya, Hamas dan Hezbollah.
Di tempat lain, harga perak spot turun 1,2% menjadi US$28,21 per ons troi, platinum turun 2,8% menjadi US$931,05, dan palladium turun hampir 4% menjadi US$855, menyentuh level terendah sejak Agustus 2018.