Jakarta – Harga emas melemah tipis pada perdagangan Kamis, 1 Agustus 2024 seiring kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) atau dolar AS setelah emas batangan mencapai level tertinggi dalam dua minggu pada awal sesi perdagangan.
Hal ini karena harapan penurunan suku bunga pada September 2024 dan permintaan aset safe haven sehingga fokus beralih ke data penggajian nonpertanian AS yang rilis Jumat waktu setempat.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Melonjak Rp 12.000 Segram, Cek Daftarnya di Sini
BACA JUGA: Harga Emas Dunia Masih Melambung Tinggi, Ini Gara-garanya
BACA JUGA: Harga Emas Naik, Bagaimana Kontribusinya terhadap Kinerja Pegadaian?
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juli 2024, Lebih Murah dari Kemarin!
Baca Juga
-
Harga Emas Antam Tergelincir Hari Ini 2 Agustus 2024 Usai Sentuh Rekor, Cek Daftar Lengkapnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor Termahal Sepanjang Sejarah
-
Siap-Siap Harga Emas Dunia Melonjak, Ini Sentimennya
Mengutip CNBC, Jumat (2/8/2024), harga emas spot turun sekitar 0,4 persen menjadi USD 2.438,32 per ounce pada pukul 18.03 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 18 Juli 2024 pada awal sesi perdagangan. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen menjadi USD 2.480,8.
Dolar AS menguat hingga 0,3 persen setelah jatuh pada hari sebelumnya seiring bank sentral terus mengguncang pasar uang. Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 2,4 persen menjadi USD 28,33. Harga platinum merosot 1,3 persen menjadi USD 963,05, dan palladium tergelincir 2,2 persen menjadi USD 904,71.
Sementara itu, bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga pada pertemuan Rabu, 31 Juli 2024. Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, suku bunga dapat dipangkas paling cepat pada September jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan.
“Pasar sepenuhnya berpandangan kita akan alami pemangkasan suku bunga pada September, dan ada beberapa orang di pasar yang membicarakan kemungkinan pemangkasan suku bunga 50 basis poin dari the Federal Reserve,” ujar Head of Commodity Strategiest TD Securities, Bart Melek.