wmhg.org – Harga minyak mencatat kenaikan harian pada Jumat (7/2), setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap ekspor minyak mentah Iran.
Namun, secara mingguan, harga minyak masih berada dalam tren penurunan akibat kekhawatiran investor terhadap perang dagang baru antara AS dan China serta ancaman tarif terhadap negara lain.
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent ditutup di US$74,66 per barel, naik 37 sen (0,5%), tetapi masih berpotensi turun lebih dari 2% sepanjang pekan ini.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berakhir di US$71,00 per barel, naik 39 sen (0,55%).
Laporan mengenai rencana tarif baru dari pemerintahan Trump menahan laju kenaikan harga minyak setelah pengumuman sanksi terhadap Iran pada Kamis (6/2).
Kami masih berusaha memahami dampak dari sanksi dan ancaman tarif yang terus berubah dari Gedung Putih, ujar kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
Menurutnya, harga WTI yang berada di sekitar US$70 per barel tampaknya menjadi level bawah dari kisaran perdagangan saat ini.
Saya tidak tahu apakah harga minyak saat ini sudah cukup rendah bagi presiden, tetapi kita lihat saja nanti, tambahnya.
Para pedagang mengamati pernyataan Trump sepanjang Jumat untuk melihat kemungkinan perubahan kebijakan AS yang dapat dengan cepat memengaruhi pasar, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Trump memberi dan Trump mengambil kembali, ujar Flynn.
Pada Kamis, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap sejumlah individu dan kapal tanker yang membantu mengirim jutaan barel minyak mentah Iran ke China setiap tahunnya, sebagai bagian dari upaya meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
Menurut Michael Haigh, kepala riset komoditas global di Societe Generale, ketidakpastian akibat tarif dan penangguhan tarif seharusnya berdampak positif pada pasar minyak, tetapi kekhawatiran terhadap permintaan global menghambat respons pasar.
Perang tarif dan aksi balasan antar negara melemahkan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak, jelasnya.
Trump sebelumnya mengumumkan tarif 10% pada impor dari China sebagai bagian dari strategi untuk memperbaiki neraca perdagangan AS, namun ia menangguhkan rencana tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada.
Menurut analis dari BMI, tekanan terhadap harga minyak berasal dari berita mengenai tarif yang meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya permintaan minyak global.
Harga minyak sempat turun pada Kamis setelah Trump kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan produksi minyak AS, yang mengkhawatirkan para pedagang sehari setelah data menunjukkan lonjakan persediaan minyak mentah yang jauh lebih tinggi dari perkiraan.