Jakarta, wmhg.org Indonesia – Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup beragam pada perdagangan Rabu (18/5/2022), di tengah sikap investor yang masih mengevaluasi pernyataan dari ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan moneter kedepannya.
Sikap investor di pasar SBN pada hari ini kembali cenderung bervariasi, di mana SBN tenor 1, 3, 5, 10, dan 20 tahun ramai diburu oleh investor ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan menguatnya harga.
Sedangkan di SBN tenor 3, 15, 25, dan 30 tahun cenderung dilepas oleh investor ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.
Melansir data dari Refinitiv,dari SBN yang mengalami penurunan yield,SBN tenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunannya hari ini, yakni melemah 10,5 basis poin (bp) ke level 4,806%.
Sedangkan dari SBN yang mengalami kenaikan yield, SBN tenor 3 tahun menjadi yang paling besar kenaikan yield-nya, yakni menguat 22,2 bp ke level 5,238%.
Sementara untuk yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara berbalik melemah 5,1 bp ke level 7,34% pada perdagangan hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pasar saham global pada hari ini cenderung cerah di mana bursa Asia-Pasifik secara mayoritas menguat, kemudian bursa Eropa juga cenderung cerah dan bursa saham AS, Wall Street berhasil rebound pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS.
Meski begitu, sikap investor di pasar obligasi pemerintah kembali beragam pada hari ini.
Sementara itu dari AS, yield surat utang pemerintah (US Treasury) kembali menguat dan nyaris kembali menyentuh kisaran level 3% pada pagi hari ini.
Dilansir dari wmhg.org International, yield Treasury tenor 10 tahun cenderung menguat 2,3 bp ke level 2,993%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 2,97%.
Yield Treasury kembali menanjak setelah setelah data penjualan ritel Negeri Paman Sam pada bulan lalu dilaporkan sesuai dengan yang diharapkan, meskipun ada tekanan dari kenaikan inflasi. Penjualan ritel Negeri Paman Sam menguat 0,9% pada April lalu.
Selain itu, investor masih mengevaluasi pernyataan dari ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terkait kebijakan moneter kedepannya.
Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi mulai turun kembali ke tingkat yang lebih sehat.
TIM RISET wmhg.org INDONESIA