Jakarta, wmhg.org Indonesia – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan pendapatan US$ 639,93 juta pada kuartal ketiga tahun ini. Angka ini melesat 125,14% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 284,24 juta.
Kenaikan itu tak lepas dari memanasnya harga batu bara. Selama kurun tiga bulan pertama tahun ini, rata-rata harga jual batu bara ITMG sebesar US$ 150 per ton, lompat 121% dibanding kuartal tiga tahun lalu.
Pada saat yang bersamaan, perusahaan terus menerapkan strategi manajemen biaya yang efisien dan berhati-hati guna memaksimalkan profitabilitas dari momentum kenaikan harga batu bara. Hasilnya, margin laba kotor naik signifikan menjadi 35% dari sebelumnya 30%.
Baca:
Indo Tambangraya Ikut Gelombang Pertama Pembangunan IKN
ITMG juga mencatat kenaikan EBITDA 277% secara tahunan menjadi US$ 323 juta. Yang tak kalah menarik, perusahaan membukukan lompatan laba bersih 407,14% secara tahunan menjadi US$ 213 dari sebelumnya US$ 42 juta kuartal tiga tahun lalu.
Segala pencapaian dan kinerja perusahaan dicatatkan di tengah kondisi yang menantang dan ketidakpastian global. Pasca pandemi, kondisi ekonomi secara global belum pulih sedangkan inflasi tercatatkan tinggi, salah satunya karena dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas energi.
Selain itu, terdapat juga disrupsi pada rantai nilai global dan perdagangan internasional batubara dikarenakan keputusan politis dan/atau intervensi pemerintah, misalnya dengan adanya keputusan pelarangan ekspor batubara di Indonesia pada Januari 2022 dan berlangsungnya perang Rusia-Ukraina.
Baca:
6 Konglomerat yang Makin Tajir Gegara Batu Bara, Siapa Saja?
Agar dapat menghadapi situasi yang masih tidak menentu, ITM memiliki kerangka ketangguhan organisasi dengan berintikan karyawan ITM yang menjalankan budaya perusahaan, Banpu Heart. Kerangka ketangguhan ITM dibangun oleh Karyawan ITM dengan menegakkan tiga pilar ketangguhan, yaitu manajemen risiko, hubungan dengan para pemangku kepentingan, serta strategi bisnis dan struktur organisasi, terang Mulianto, Direktur Utama ITMG dalam keterangan resmi, Rabu (18/5/2022).
Saat ini, kinerja operasional dari usaha batubara tetap akan berkontribusi cukup signifikan. Sepanjang triwulan pertama 2022, ITM telah memproduksi batubara
sebanyak 3,8 juta ton di tengah cuaca buruk dan hujan ekstrim. Volume penjualan tercapai sebanyak 4,3 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok (1,3 juta ton),
Indonesia (0,9 juta ton), Jepang (0,6 juta ton), Bangladesh (0,4 juta ton), Filipina (0,3 juta ton), Thailand (0,3 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur,
Tenggara, Selatan serta Oseania.
Untuk tahun 2022, Perusahaan menargetkan volume produksi sebanyak 17,5-18,8 juta ton dengan volume penjualan sebesar 20,5-21,5 juta ton. Dari target volume
penjualan tersebut, sebanyak 31% harga jualnya telah ditetapkan, 46% mengacu pada indeks harga batubara,
2% harga jualnya belum ditetapkan dan sisa 21% belum terjual.