wmhg.org – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie membeberkan kerja sama antara Indonesia dengan Inggris selama 75 tahun memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian.
Ia menyebut hubungan bilateral ini tidak hanya berkontribusi pada investasi besar, tetapi juga mendukung transisi energi, kolaborasi lintas sektor, serta penguatan hubungan antar masyarakat kedua negara.
Kerja sama ini tidak hanya besar dari sisi nominal, seperti investasi BP senilai USD 7,1 miliar, tetapi juga menunjukkan pengakuan terhadap upaya transisi energi Indonesia, termasuk dalam pengembangan carbon storage dan LNG, ujar Anindya seperti dikutip, Kamis (12/12/2024).
Anindya melihat hubungan ini sebagai peluang strategis bagi Indonesia untuk memperluas akses ke pasar Eropa, sembari membuka jalan bagi Inggris menuju ASEAN.
Indonesia adalah ekonomi terbesar dan populasi terbesar di ASEAN, sehingga menjadi pintu masuk strategis bagi Inggris dan negara Eropa lainnya, imbuh dia,
Ia juga menyoroti pentingnya tiga pilar kerja sama antara kedua negara, yakni hubungan antar pemerintah, kemitraan bisnis, dan kolaborasi antar masyarakat.
Dalam bidang pendidikan, Inggris menjadi destinasi utama penerima beasiswa LPDP, yang berperan besar dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
Dengan fokus pada energi hijau, transportasi berkelanjutan, dan sinergitas lintas sektor, Anindya optimistis kerja sama ini akan terus melahirkan dampak positif.
Inggris terkenal dengan pendanaannya, seperti London Stock Exchange, dan teknologi energi terbarukannya, terutama angin, hidro, dan tenaga surya, tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anindya Bakrie menerima penghargaan “Prosperity” dari Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam mempererat hubungan ekonomi, sosial, dan budaya antara Inggris dan Indonesia.
Selama lima tahun terakhir, kami aktif dalam bisnis energi terbarukan dan kendaraan listrik. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas upaya bersama membangun masa depan yang lebih sejahtera untuk kedua negara, kata Anindya.
Dengan total ekonomi ASEAN yang mencapai 4 triliun dolar AS dan Uni Eropa sebesar 7 triliun dolar AS, Anindya melihat potensi besar untuk memperkuat hubungan kedua blok ekonomi melalui kerja sama bilateral.
Kolaborasi ini adalah bentuk simbiosis mutualisme yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara, pungkas dia.